Tuntut Hak Tanah Bengkok, Ribuan Kepala Desa Geruduk Istana

Tuntut Hak Tanah Bengkok, Ribuan Kepala Desa Geruduk Istana
Para kepala desa saat menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5). Mereka meminta pengesahan revisi PP 43/2014, terkait penghapusan sistem tanah bengkok. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ribuan kepala desa beserta perangkatnya menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5). Mereka berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Memakai seragam berwarna hijau kecokelatan, para kepala desa tersebut menuntut pemerintah mengembalikan 'tanah bengkok'. Tanah bengkok adalah tanah yang menjadi aset desa dan selama ini digunakan perangkat desa untuk menambah penghasilan.

Setelah ada Undang-Undang Desa, para kepala desa tidak lagi mendapatkan tanah bengkok.

"Kami minta kembalikan tanah bengkok. Itu sudah ada sejak zaman nenek moyang kami. Milik desa kami. Kenapa pemerintah mengambilnya," seru Sukaryo, kepala desa dari Jawa Tengah yang berorasi depan Istana.

Pemerintah, kata Sukaryo, sebelumnya berjanji perangkat desa akan digaji sesuai UMP setelah tanah bengkok diambil. Namun, gaji yang didapat dianggap tidak mencukupi kehidupan para perangkat desa. Karenanya, mereka menuntut Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk merevisi peraturan tentang tanah bengkok tersebut.

"Presidennya orang Jawa, harusnya memikirkan nasib kami juga. Jangan sampai enggak adil begini," seru orator aksi lainnya.

Unjuk rasa ini terbilang tertib, tidak sampai membuat kemacetan di Jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Utara yang berhadapan dengan Istana.

Para kepala desa ini juga tidak membawa banyak atribut. Hanya beberapa bendera organisasinya masing-masing. Meski demikian, penjagaan ketat tetap dilakukan pihak kepolisian. Pagar kawat bekas aksi unjuk rasa mahasiswa pekan lalu, masih diletakkan di depan gerbang Istana Merdeka untuk pengamanan. (flo/jpnn)


JAKARTA - Ribuan kepala desa beserta perangkatnya menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5). Mereka berasal dari Jawa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News