Di Zimbabwe, Pergi ke Pasar Harus Bawa Uang dengan Gerobak

175 Kuadriliun Dolar Zimbabwe = 5 Dolar AS

Di Zimbabwe, Pergi ke Pasar Harus Bawa Uang dengan Gerobak
Di Zimbabwe, untuk membeli pisang harus membawa segepok uang. Foto: AFP

jpnn.com - PEREKONOMIAN Zimbabwe sedang berada dalam titik nadir, terus merosot selama beberapa tahun terakhir. Inflasi negera tanpa lautan yang terletak di belahan Afrika ini terus meningkat hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia.

Akibat inflasi yang tinggi tersebut, bank sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal terbesar di dunia. 

Bayangkan, masyarakat Zimbabwe harus membawa uang jutaan hingga miliaran untuk pergi ke pasar, membeli kebutuhan pokok harian.

Kini, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (12/6), pemerintah Zimbabwe memutuskan untuk menonaktifkan mata uang lokal, dan pada saat bersamaan meresmikan sistem penggunan mata uang asing selama periode hiperinflasi.

Mulai Senin (15/6) nanti, warga Zimbabwe bisa menukarkan uang tunai hingga 175 kuadriliun dolar Zimbabwe (Z$175.000.000.000.000.000) untuk US$5 (Rp 66.500).

"Langkah ini telah tertunda untuk waktu yang sangat lama. Kami tidak bisa memiliki dua sistem mata uang yang berbeda. Oleh karena itu kita harus menjaga integritas sistem penggunaan mata uang berbeda-beda atau dolarisasi di Zimbabwe," kata Gubernur Bank Sentral John Mangudya.

Dengan sistem ini, warga Zimbabwe memiliki waktu sampai akhir September untuk menukarkan mata uang dolar lokal ke dolar Amerika Serikat atau mata uang Afrika Selatan, Rand.

Hiperinflasi di Zimbabwe ini juga menyebabkan kelangkaan barang-barang pokok, toko-toko harus mengubah harga barang mereka beberapa kali sehari, dan warga Zimbabwe harus mengangkut uang dengan gerobak. Uang kertas terakhir yang dicetak oleh Zimbabwe bernilai Z$100 miliar, yang masih belum cukup untuk membeli tiket bus. (adk/jpnn)

PEREKONOMIAN Zimbabwe sedang berada dalam titik nadir, terus merosot selama beberapa tahun terakhir. Inflasi negera tanpa lautan yang terletak di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News