Diduga Belum Bebas Penyakit, Meranti Larang Warganya Konsumsi Daging asal Malaysia

Diduga Belum Bebas Penyakit, Meranti Larang Warganya Konsumsi Daging asal Malaysia
Diduga Belum Bebas Penyakit, Meranti Larang Warganya Konsumsi Daging asal Malaysia

jpnn.com - MERANTI - Pemerintah Kabupaten Meranti menjelang bulan suci Ramadan sudah mewanti-wanti masyarakatnya untuk tidak mengkonsumsi daging sapi asal Malaysia. 

Alasannya, daging yang sengaja diimpor pihak tertentu dari Malaysia dikhawatirkan belum bebas penyakit mulut dan kuku. Sehingga sangat berbahaya untuk dikonsumsi.

"Yang jelas kami melarang masuknya daging-daging asal Malaysia ini. Kami harap masyarakat bisa peka dan melaporkan ke kita jika menemukan daging ilegal ini," Kepala Wilayah Kerja Selatpanjang, Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru, Andry Pandu Lathans, Jumat (12/6).

Meski begitu, dokter muda berkepala plontos itu menjamin stok daging sapi untuk kebutuhan masyarakat menjelang masuknya Ramadan dan Idul Fitri dalam kondisi aman. 

Karena sebagai solusinya, sapi-sapi hidup didatangkan dari kabupaten/kota terdekat untuk kebutuhan daging di Meranti.

"Seperti dari Siak Indrapura. Sapi-sapi ini kita jamin aman untuk dikonsumsi. Karena dilaporkan, dan kita cek kesehatannya sebelum dipotong dan dipasarkan," ujarnya.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Kepulauan Meranti, Harmunis Alfa, menuturkan memang masyarakat di Selatpanjang lebih memilih daging asal Malaysia karena lebih murah dibandingkan daging sapi segar yang diambil dari pedagang lokal. 

"Jika harga daging sapi segar berkisar antara Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu perkilogram, daging asal Malaysia jauh lebih murah. Yakni Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu saja perkilonya," ucapnya.

MERANTI - Pemerintah Kabupaten Meranti menjelang bulan suci Ramadan sudah mewanti-wanti masyarakatnya untuk tidak mengkonsumsi daging sapi asal Malaysia. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News