Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan Bergelar 'Spesialis' Rukyat Ramadan

Ingin Satukan Kalender Hijriah Se-Asia Tenggara

Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan Bergelar 'Spesialis' Rukyat Ramadan
LANGKA: Thomas Djamaluddin kini dipercaya sebagai kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com - Indonesia kini memiliki banyak astronom. Tetapi, ahli astronomi yang mendalami ilmu falak dari sisi ajaran Islam masih sedikit. Salah seorang di antaranya Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.

Laporan M. Hilmi Setiawan, Jakarta

BEDA dengan hari biasanya, ruang pertemuan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Selasa lalu (16/6) tampak sibuk sejak siang. Sejumlah pegawai menata meja dan kursi untuk persiapan pemaparan kajian astronomi menjelang sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1436 H.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin sudah tiba di Kantor Kemenag dua jam sebelum sidang dimulai. Dia mengaku antusias mendengarkan paparan astronomi soal posisi hilal terkini.

Kemenag biasanya menunjuk Thomas sebagai pemateri dalam pemaparan kajian astronomi untuk penentuan 1 Ramadan. Tetapi, sejak diangkat sebagai kepala Lapan tahun lalu, Thomas tidak menjadi pemateri lagi. Posisinya digantikan oleh koleganya.

”Sore ini yang menjadi pemateri ahli astronomi yang tergabung dalam tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kemenag,” kata pria kelahiran Purwokerto, 23 Januari 1962, itu.

Menurut Thomas, di Indonesia, astronom yang mendalami ilmu falak dari kajian Islam tidak banyak. Ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda di langit, khususnya pergerakan atau lintasan bulan dan matahari. Hasil pengamatan terhadap bulan dan matahari itu kemudian digunakan sebagai dasar penetapan waktu ibadah atau kalender Hijriah.

Dia mengaku tidak pernah mendalami ilmu falak secara formal di sekolah maupun saat kuliah. Dia mempelajari ilmu itu lewat buku-buku yang dibacanya sejak SMP.

Indonesia kini memiliki banyak astronom. Tetapi, ahli astronomi yang mendalami ilmu falak dari sisi ajaran Islam masih sedikit. Salah seorang di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News