Interpreter Andalan Pemkot Surabaya Farah Andita Ramdhani

Tolak Gaji Lebih Besar karena Ingin Mengabdi

Interpreter Andalan Pemkot Surabaya Farah Andita Ramdhani
PENGALIH BAHASA: Farah Andita diangkat sebagai PNS sejak 2014 di bagian kerja sama luar negeri Pemkot Surabaya. Foto: Juneka/Jawa Pos

jpnn.com - Farah Andita Ramdhani adalah salah seorang di balik layar hubungan baik Surabaya dengan kota-kota di luar negeri. Dia punya peran penting sebagai jembatan lalu lintas bahasa. Farah bertugas sebagai interpreter senior dalam kegiatan dinas di Pemkot Surabaya.

= = = = = = = = = = = = = =

MASIH lekat dalam ingatan Farah Ardita Ramdhani awal mula berkarir di dunia alih bahasa. Suatu hari di pengujung 2009, dia dihubungi sahabatnya. Ada keperluan mendadak yang harus diselesaikan. Dia sebenarnya bisa saja meminta maaf karena tidak bisa membantu untuk menjadi interpreter. Tapi, yang meminta tolong itu sahabatnya yang ke sana-kemari mengikuti lomba debat bahasa Inggris bersama.

”Itu pengalaman pertama dan saya bertugas sendirian,” ujar Farah sambil mengingat-ingat kejadian di Balai Kota Surabaya itu. Tegang, tentu saja. Gugup, sudah pasti iya. Farah merasakan hal itu lantaran belum punya pengalaman sekali pun menjadi penerjemah bahasa untuk sebuah acara formal. ”Ini tidak sembarangan,” tambah perempuan kelahiran Sidoarjo, 27 tahun lalu, tersebut.

Apalagi, orang yang harus dia terjemahkan ucapannya adalah wali kota saat itu Bambang Dwi Hartono. Tamunya adalah para duta besar dari negara sahabat yang datang ke Surabaya untuk melihat perkembangan Kota Pahlawan. Urusan diplomatik bisa runyam kalau penerjemahan bahasa tidak tertangani dengan baik. Farah menyadari tugas berat yang dia pikul.

Sehari sebelum beraksi, dia mendapatkan bimbingan terlebih dahulu dari Kepala Bagian Kerja Sama Pemkot Surabaya saat itu Ifron Hadi Susanto. Dia diajari soal sister city, data-data demografi Surabaya, berbagai inovasi pemerintahan, serta informasi lain terkait dengan hubungan luar negeri. ”Dari pagi sampai sore belajar kilat,” ujar dia.

Malam sebelum momen penting itu, Farah berharap-harap cemas. Dia khawatir tidak bisa tampil maksimal. Tapi, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menjalani sebaik-baiknya. ”Bagaimanapun, saya harus berusaha maksimal,” tambah dia.

Kekhawatiran perempuan yang berulang tahun setiap 4 Mei tersebut ternyata tidak terjadi. Tugas pertamanya berakhir sukses. Farah dengan lancar mengalihbahasakan semua pembahasan pada hari itu. Lalu lintas komunikasi dua bahasa, Inggris-Indonesia, tersebut bisa berlangsung dengan baik. Dia mendapat pujian dari bapak wali kota. ”Diapresiasi, bagus katanya,” ujar Farah.

Farah Andita Ramdhani adalah salah seorang di balik layar hubungan baik Surabaya dengan kota-kota di luar negeri. Dia punya peran penting sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News