Ketekunan Wanita Pengusaha Kaligrafi, Sampai Ekspor ke Malaysia dan Brunei

Ketekunan Wanita Pengusaha Kaligrafi, Sampai Ekspor ke Malaysia dan Brunei
INDUSTRI RUMAHAN: Aktivitas produksi hiasan kaligrafi rajut di salah satu home industri kawasan Bulak Rukem, Rabu (24/6). Foto Ahmad Khusaini/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA - Hanya memiliki keterampilan menjahit bukan menjadi persoalan jika mampu diatur menjadi sebuah industri rumahan yang besar.

Seperti usaha kaligrafi yang dirintis Lila Lestari sehingga menjadi salah satu penjual kaligrafi grosir paling sukses di Surabaya, Jawa Timur.

Lila tentu tidak menyangka namanya kini terkenal di seluruh Indonesia berkat usahanya di bidang kaligrafi yang diawali pada 2008.

“Awalnya saya mencoba membuat kaligrafi dari mika. Namun semakin lama harganya semakin melonjak. Pada awal 2008, saya memutuskan mengubah bahan dasar dari mika ke jarum dan benang,” kata Lila seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (25/6).

Perempuan yang tinggal di daerah Bulak Rukem ini mengaku usahanya memang melaju mulus. Tapi, kesabarannya menekuni usaha ini patut diacungi jempol.

“Awal 2008 saya mulai serius dengan usaha ini, namun hasil yang bisa saya dapat dari sini baru pada akhir 2009 ketika kami ikut pameran Indocraft di Jakarta,” terangnya.

Lila menjelaskan pada saat Ramadan seperti saat ini omzetnya meningkat.

“Saya tidak pernah menghitung berapa pembeli per bulan, namun kalau urusan finansial seperti pemasukan saya hitung. Misalnya untuk kaligrafi kecil harganya Rp 350.000, untuk yang besar harganya bervariasi mulai dari 6 juta hingga 20 juta rupiah,” kata Lila seraya menyebutkan pembelinya juga dari Malaysia dan Brunei. (ror/hen/awa/jpnn)

JPNN.com SURABAYA - Hanya memiliki keterampilan menjahit bukan menjadi persoalan jika mampu diatur menjadi sebuah industri rumahan yang besar. Seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News