Gandeng Aston Martin, Red Bull Bermesin Mercedes 2016

Gandeng Aston Martin, Red Bull Bermesin Mercedes 2016
Gandeng Aston Martin, Red Bull Bermesin Mercedes 2016

jpnn.com - MASA frustasi Red Bull-Renault mengahadapi persaingan berat dua musim belakangan sepertinya tidak akan berlangsung lebih lama lagi. Juara dunia Formula 1 empat musim beruntun tersebut dikabarkan sedang bernegosiasi dengan Aston Martin untuk menjadi partner-nya musim depan. Dengan demikian, bisa dipastikan tim Austria tersebut bakal memasang mesin Mercedes pada RB12-nya.    

Kembalinya Aston Martin ke ajang F1 cukup mengagetkan. Pada akhir dekade 1950-an, pabrikan mobil mewah asal Inggris tersebut pernah berpartisipasi di ajang balapan jet darat tersebut. Namun hanya berlangsung dua musim, 1959-1960, dengan prestasi minim.
    
Dengan kesepakatan yang masih dalam proses negosiasi tersebut, Aston Martin akan menjadi brand partner Red Bull dengan imbal balik menyediakan mesin Mercedes untuk musim depan. Mercedes sendiri punya lima persen saham di pabrikan yang eksis sejak 1913 tersebut. 
    
Bagi Mercedes, kesepakatan tersebut adalah kabar baik di tengah upaya pabrikan Jerman tersebut mengembangkan cakupan investasinya di kalangan tim-tim customer F1. Sementara mereka juga tidak menganggap Aston Martin sebagai rival pada persaingan dagang mobil jalan raya.
    
Negosiasi tersebut, sebut Autosport, diyakini diinisasi oleh Bos Aston Martin Andy Palmer dan Direktur Marketing dan Komunikasi Simon Sproule. Keduanya juga menjadi actor utama yang membawa Infiniti menjadi sponsor Red Bull untuk jangka waktu lama. Saat deal terjadi, baik Palmer dan Sproule masih bekerja untuk Nissan. Nah, Infiniti sendiri adalah brand Nissan untuk pasar mobil mewah, dimana mereka berkongsi dengan Renault.
    
Ketika Austosport mencoba menghubungi untuk diminta konfirmasi soal kesepakatan tersebut, pihak Aston Martin masih enggan berkomentar. Mereka akan memberikan keterangan dalam waktu dekat.
    
Red Bull sebenarnya masih terikat kontrak dengan Renault sebagai pemasok mesin. Namun sudah kehilangan kesabaran karena performa Renault Energy F1 yang pada dua musim terakhir terseok-seok menghadapi dominasi Mercedes dan kesulitan mengejar Ferrari. 
       
Berkali-kali petinggi Red Bull mengkritisi Renault terang-terangan karena dianggap lalai dalam pengembangan mesin di awal musim. "Renault telah merusak kesenangan kami di Formula 1," cetus Pemilik Red Bull Dietrich Mateschitz gerah. Itu adalah komentar tajam terbaru yang nampaknya semakin memperenggang hubungan Red Bull-Renault.
    
Kamis lalu (2/7) petinggi dari Red Bull dan Renault bertemu di Milton Keynes, markas tim. Diperkirakan pertemuan tersebut untuk merapatkan deal baru tersebut. (cak)


MASA frustasi Red Bull-Renault mengahadapi persaingan berat dua musim belakangan sepertinya tidak akan berlangsung lebih lama lagi. Juara dunia Formula


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News