Gerombolan Bercadar Bikin Onar, Satu Tewas Tapi Salah Sasaran

Gerombolan Bercadar Bikin Onar, Satu Tewas Tapi Salah Sasaran
Ilustrasi.

jpnn.com - BANYUWANGI - Ketenangan warga Dusun Rampan, Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, dalam menjalankan salat Tarawih terusik pada Senin malam kemarin (13/7). Belasan pria bercadar tiba-tiba menyerang tiga orang yang sedang asyik bermain catur. Akibatnya, Eko Farja, 23, pemuda Desa Cantuk tewas mengenaskan.

Putra pasangan Mishan, 46, dan Qosidah, 40, itu terluka parah di sekujur tubuhnya. ''Bagian wajah dan kepala terluka parah seperti dihantam benda tumpul. Di tangan kiri juga ada luka sayatan benda tajam,'' ujar Kepala Dusun Rampan, Desa Cantuk, Hamim, di rumah duka pada Selasa dini hari (14/7).

Pengeroyokan itu terjadi pada Senin (13/7) sekitar pukul 23.00. Saat itu Eko dan dua temannya, Safaat, 24, dan Hendrik Ainur Rosid, 19, bermain catur di depan salon kecantikan yang tidak jauh dari kantor Desa Padang, Kecamatan Singojuruh. 

Mendadak, gerombolan pemuda dari Desa Padang datang dari arah persawahan dengan mengendarai motor. Mereka mengenakan cadar. Hanya seorang yang wajahnya tidak ditutup.

Kawanan pemuda yang sedang mabuk itu langsung menyerang tiga korban. ''Kami tidak memiliki masalah dengan kawanan pemuda tersebut,'' tutur Hendrik, salah seorang korban. 

Dia memperkirakan gerombolan itu berjumlah sekitar 15 orang. Di antara mereka, ada yang membawa pentungan dan senjata tajam (sajam). ''Jumlah mereka banyak. Saya lari karena terus dipukuli,'' terangnya.

Sayangnya, Eko Farja tidak bisa lari karena kaki kanannya masih dalam proses pemulihan setelah kecelakaan. Korban akhirnya menjadi sasaran gerombolan preman tersebut. ''Setelah mengeroyok, mereka langsung kabur,'' ucapnya. 

Melihat kawanan preman itu kabur, Safaat dan Hendrik berteriak meminta tolong. Bersama warga, korban yang terluka parah di sekujur tubuhnya dilarikan ke Puskesmas Singojuruh. Namun, korban meninggal saat akan dirujuk ke RSNU Mangir, Kecamatan Rogojampi.

''Saya minta kasus ini diusut tuntas. Semua pelaku harus ditangkap,'' tuntut Mishan, ayah korban. Anggota Polsek Singojuruh langsung bergerak. Setelah mendengar keterangan sejumlah saksi, mereka langsung memburu para pelaku. Hanya dalam hitungan beberapa jam, sembilan pemuda yang diduga terlibat pengeroyokan tersebut berhasil ditangkap.

Antara lain, Udin alias Oskar, 25; Jumadin, 29; Imam Sujono,18; Hadi Purnomo, 25; Masykur, 22; dan Nur Yasin, 24. ''Enam pelaku itu merupakan warga Desa Padang, Kecamatan Singojuruh,'' ungkap Kapolsek Singojuruh AKP Priono. Setelah mendengar keterangan enam pelaku tersebut, pihaknya berhasil mendapat identitas pelaku lain. Dengan bekal identitas itu, tiga pelaku lain berhasil diringkus kemarin siang (14/7).

Tiga tersangka yang berhasil ditangkap bersama anggota Buser Polres Banyuwangi tersebut adalah Riki, 21; Indra Lesmana, 23; dan Sulton. Ketiganya merupakan warga Dusun Rumping, Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring. Para pelaku itu menggelar pesta minuman keras (miras) jenis arak di rumah Maskur, Dusun Padang Kidul, Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, sebelum mengeroyok Eko.

Sejatinya, eko adalah korban salah sasaran. Ceritanya, setahun lalu Hendrik dan Safaat bekerja di Bali bersama RP, 24, salah seorang pelaku asal Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, yang kini masih buron. ''Mereka pernah bertengkar dan RP kalah,'' ujar Kepala Dusun Rampan, Desa Padang, Hamim. Nah, diduga, RP mengajak teman-temannya balas dendam.

Warga yang datang ke rumah korban mengecam gerombolan preman yang telah mengeroyok korban hingga tewas itu. Apalagi, kawanan pemuda Desa Padang tersebut dituding sering membuat keributan antardesa. 

''Dua tahun lalu pas malam takbir, mereka bertikai dengan warga Desa Singolatren, kini cari musuh lagi,'' jelas salah seorang warga Dusun Rampan, Desa Cantuk, yang enggan disebutkan namanya. (ddy/c1/abi/c20/any) 

 

BANYUWANGI - Ketenangan warga Dusun Rampan, Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, dalam menjalankan salat Tarawih terusik pada Senin malam kemarin (13/7).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News