MENGEJUTKAN! Ini Pengakuan Ayah Pembunuh Maysi Angelia Putri

MENGEJUTKAN! Ini Pengakuan Ayah Pembunuh Maysi Angelia Putri
Maysi Angelia Putri, tanpa hijab, depan. Foto: Ist/Fajar

KASUS pembunuhan Maysi Angelia Putri oleh ayahnya sendiri, makin terkuak. Pelemparan remote TV yang dilakukan perempuan 19 tahun itu terhadap Hasyaruddin, ayahnya, bukan satu-satunya penyebab.
-------------
IRWAN, SENGKANG
-------------
PENYIDIKAN pembunuhan Maysi Angelia, menguak fakta baru. Hubungan antara tersangka, Hasyaruddin alias Konding, 40, dengan korban, Maysi, tak hanya sebatas ayah dengan anak. Lebih dari itu. Malah, sangat intim.
    
Dari pengakuan tersangka ke penyidik Polres Wajo, pria yang bekerja sebagai penjual emas di Pasar Sentral Sengkang itu pernah menyetubuhi anaknya. Aksi bejat itu dilakukan berulang kali, sejak Maysi kembali ke tanah kelahirannya setelah menamatkan sekolah jenjang SMK di Bontang, Kalimantan Timur.
        
Terakhir, pelaku mengaku "begituan" dengan tersangka Senin, 17 Agustus di rumahnya di Jl Andi Ninnong sekira pukul 12.00 Wita atau tiga jam sebelum pembunuhan. Aksi itu dilakukan tersangka ketika istrinya, Marni (ibu tiri korban) tak berada di rumah.
    
"Yang saya ingat cuma yang terakhir Senin, 17 Agustus. Itu pun suka sama suka," ujar tersangka di hadapan penyidik.
    
Fakta bahwa korban sudah disetubuhi ayahnya juga diperkuat hasil visum. Hasil visum, selain luka di wajah ada juga luka tidak beraturan pada alat vital.
    
Kasat Reskrim Polres Wajo AKP Fiat Dedawanto mengatakan, hasil visum yang dilakukan oleh tim dokter di ruang mayat RSUD Lamaddukelleng, Wajo, mengungkap fakta itu. "Ada luka," katanya.
    
Meski terungkap fakta bahwa tersangka telah menggauli anaknya sendiri, polisi masih menggunakan pasal 338 dengan acaman 15 tahun penjara.
    
Polisi masih menduga motif pembunuhan masih dikarenakan ayah korban merasa kesal dengan perbuatan anaknya yang membanting remote TV. Kendati demikian, Polres Wajo masih terus melakukan penyelidikan intensif terkait kasus tersebut.
    
Hal itu dibenarkan juga Kapolres Wajo, AKBP M Guntur. "Kami masih mendalami kasus ini. Untuk sementara kita pakai 338 dulu, kita lihat perkembangan selanjutnya," katanya.
    
Sumber lain di luar kepolisian menyebut, salah satu penyebab pembunuhan Maysi karena selisih paham terkait pekerjaan korban. Sumber tersebut mengatakan, tersangka tidak setuju  dengan pekerjaan anaknya sebagai pelayan di rumah bernyanyi.
    
Menurut sumber itu, pelaku tidak setuju karena anaknya sering pulang tengah malam. Itulah yang membuat tersangka kesal. Apalagi, korban tak mau mendengarkan kata-kata pelaku.
    
Puncaknya, Senin 17 Agustus, ayah dan anak itu bertengkar yang berujung pembunuhan terhadap Maysi pukul 03.00 Wita di samping Taman Makam Pahlawan (TMP) di Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo. Itu diungkapkan pelaku ke Sofyan, salah satu kerabatnya di Bone.
    
"Saat datang ke rumah saya, Hasyaruddin mengatakan dia bunuh anaknya karena sering pulang malam. Itu yang pelaku tidak suka," katanya.
    
Sofyan menambahkan, saat datang ke rumahnya, Hasyaruddin langsung sujud memegang lututnya dan mengaku telah membunuh. Namun, ia tidak mengaku langsung bahwa yang dia bunuh adalah anaknya.
    
"Baru setelah saya bujuk, dia mengaku kalau anaknya yang dia bunuh. Setelah itu saya langsung suruh menyerahkan diri," ujar Sofyan.
    
Sementara nenek korban di Soppeng, Hanayya mengaku, Maysi pertama kali dijemput ayahnya sekira bulan Juni. Alasannya untuk mencarikan pekerjaan anaknya di Sengkang.
    
"Kami tidak pernah menyangka dia setega itu. Karena dia bapak kandungnya sendiri, jadi kalau dijemput kami pun tidak pernah melarang apalagi alasannya mau mencarikan pekerjaan di Sengkang," ujar Hanayya.
    
Saudara tersangka, Asdar mengatakan, keluarga besarnya menyesali perbuatan Hasyaruddin. Namun, dia belum sepenuhnya yakin jika Maysi itu adalah anak kandung saudaranya.
    
"Ini Aib keluarga tapi kita tunggu ibu anak itu dulu. Kalau soal membunuhnya biarkanlah dia tanggung sendiri. Kami hanya ingin mengusut kebenaran status anak kandung kalau bisa polisi lakukan tes DNA," ujar Asdar.
    
Sumarni Pattimura, istri keempat tersangka mengatakan, waktu pertama kali datang, Maysi diantar seorang wanita. Ketika itu, ia mengaku sebagai anak kandung suaminya. Setelah itu dia pulang balik ke Soppeng. Anehnya, jika anak itu menelepon pasti suaminya langsung menjemput tanpa mengenal waktu.
    
"Setahu saya Maysi anak suami saya dari istrinya yang pertama. Makanya saya tidak pernah curiga," terangnya.
    
Informasi yang diperoleh FAJAR (Jawa Pos Group), tersangka sudah empat kali beristri. Maysi adalah anak pertama dan satu-satunya dari istrinya yang pertama.
    
Terakhir, tersangka mempersunting Sumarni saat menjadi pedagang sarung di Ternate. Dari Sumarni, tersangka dikaruniai tiga anak. (*)

 


KASUS pembunuhan Maysi Angelia Putri oleh ayahnya sendiri, makin terkuak. Pelemparan remote TV yang dilakukan perempuan 19 tahun itu terhadap Hasyaruddin,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News