Pengakuan Muncikari dan PSK Dolly yang Nekat Masih Beroperasi

Pengakuan Muncikari dan PSK Dolly yang Nekat Masih Beroperasi
Tiga PSK dan satu muncikari yang nekat bekerja di Dolly. FOTO: Radar Surabaya

jpnn.com - SALAH satu muncikari di Dolly, Surabaya yang masih beroperasi dan dibekuk Polrestabes Surabaya Sugianto pada Senin (24/8) mengaku bahwa pekerjaan sebagai muncikari dilakoninya sejak enam bulan lalu. 

Menurut dia, menjadi muncikari sangat menguntungkan karena dia dapat memperoleh separo dari harga yang disepakati pelanggan untuk jasa prostitusi yang akan diberikan. 

”Saya biasanya pasang tarif untuk anak buah (PSK, Red) Rp 200–300 ribu. Nah, keuntungan tersebut kami bagi dua. Masing-masing mendapat 50 persen,” jelasnya. 

Contohnya, jika pembeli sepakat dengan harga Rp 300 ribu sekali servis, Sugianto mendapat bagian Rp 150 ribu. Sisanya yang Rp 150 ribu adalah milik PSK-nya. 

Namun, kata dia, uang bagiannya tersebut masih dipotong Rp 50 ribu lagi untuk bayar sewa kamar. Meski demikian, tak jarang biaya sewa kamar sudah dibayar oleh pelanggan. 

”Kalau (sewa kamar) sudah dibayar oleh pelanggan, harganya bisa turun. Kalau harga wanitanya biasanya Rp 300 ribu, pelanggan cukup bayar Rp 250. Sebab, kamarnya nanti dibayar sendiri oleh pelanggan,” jelasnya. 

Sugianto menuturkan kini ”membina” lima PSK. Mereka bukan warga asli Surabaya, melainkan dari luar kota, seperti Madiun, Pekalongan, dan Blitar. 

Jam operasinya beragam, mulai sore hingga malam. 

SALAH satu muncikari di Dolly, Surabaya yang masih beroperasi dan dibekuk Polrestabes Surabaya Sugianto pada Senin (24/8) mengaku bahwa pekerjaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News