Perumahan Mewah Batam Tak Alami Krisis Air, ATB Dituding Tebang Pilih

Perumahan Mewah Batam Tak Alami Krisis Air, ATB Dituding Tebang Pilih
BP Batam mewacanakan daur ulang (recycle) air limbah menjadi air baku. Foto: Batam Pos / JPNN.com

jpnn.com - BATAM - Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) Kepri, Rahmat Riyandi, menuding kebijakan menggilir pasokan air atau rationing oleh PT Adhya Tirta Batam (ATB) tebang pilih. Pasalnya, beberapa perumahan mewah di Batam diindikasi tak mengalami mati air. 

Sebaliknya, beberapa perumahan dan kawasan padat penduduk yang lokasinya berada jauh atau di pinggiran kota jadi tumbal karena air tak mengalir ke wilayah itu hingga lebih 24 jam.

"Saya sudah survei ke beberapa teman yang tinggal di perumahan mewah, di sana air tidak mati," kata Rahmat, kemarin.

Ia mengatakan, perumahan seperti Dutamas dan Sukajadi di Batamcenter merupakan dua perumahan yang disebutnya tak mengalami mati air selama periode rationing ini. Sebaliknya, Rahmat yang mengaku tinggal di kawasan Tiban malah tak bisa menikmati aliran air selama lebih dari 24 jam. 

"Bahkan, anjuran untuk menampung air di drum saja tak mencukupi kalau air matinya lebih dari 24 jam," katanya.

Parahnya, ketika ia meminta pada ATB untuk mengirimkan suplai air lewat mobil tanki ATB, jawaban yang ia dapat tak sesuai harapan.

"Bisa, tapi suruh menunggu karena antreannya ribuan," kata Dosen di Universitas Riau Kepulauan tersebut.

Karena itu, ia meminta Badan Pengusahaan Kawasan (BP) Batam selaku pemberi konsesi pengelolaan air bersih di Batam kepada ATB agar menegur perusahaan tersebut.

BATAM - Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) Kepri, Rahmat Riyandi, menuding kebijakan menggilir pasokan air atau rationing oleh PT Adhya Tirta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News