Selamat dari Tragedi Jalan Arab 204 karena Panjat Pagar yang Ada Setrumnya
jpnn.com - HASMAWATI binti Kasim selamat dari musibah di Jalan Arab 204 itu. Tapi, jamaah dari Sulawesi Barat tersebut sampai kemarin belum mendapat kejelasan soal nasib sang kakak, Namma binti Muhammad Kasim. Juga, seorang nenek, Naj'miah, yang sekloter dengan dirinya dari kloter 10 Makassar.
------------
ENDRAYANI DEWI, Mina
------------
Padahal, ketiganya berangkat bersama pada Kamis pagi lalu itu menuju Jamarat. "Kami semua berjumlah sekitar 50 orang mengikuti (ketua rombongan) Ustad Ibrahim," jelas jamaah dari kloter 10 Makassar (UPG) tersebut.
Mereka juga melintasi Jalan Arab 204 menuju Jamarat. Di tengah perjalanan, Hasmawati, Namma, dan Naj'miah beristirahat sejenak di pinggir jalan karena lelah.
Otomatis, mereka pun tertinggal dari rombongan. Tak berapa lama, datang jamaah yang berlawanan arah. Rombongan jamaah dari negara-negara Afrika itu mendesak, menabrak, hingga menginjak mereka bertiga.
"Saya selamat karena ditolong seorang mukimin asal Indonesia yang menyuruh naik pagar dekat dapur. Saya sempat injak tangannya (pria penolong, Red) supaya bisa naik ke pagar," kenang perempuan 42 tahun itu.
Pagar tersebut ternyata dialiri listrik, kendati dayanya kecil. "Saya juga sempat kesetrum listrik di pagar dan berteriak ya Allah, ya Allah," tuturnya.
Tapi, Hasmawati memilih tetap bertahan di pagar. Karena arus jamaah yang sedemikian kuat menerjang, dalam sekejap, dia kehilangan jejak Namma dan Naj'miah.
HASMAWATI binti Kasim selamat dari musibah di Jalan Arab 204 itu. Tapi, jamaah dari Sulawesi Barat tersebut sampai kemarin belum mendapat kejelasan
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri