'Tolong Pak Jokowi, Riau tak Layak Huni Lagi....'

'Tolong Pak Jokowi, Riau tak Layak Huni Lagi....'
'Tolong Pak Jokowi, Riau tak Layak Huni Lagi....' Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - PEKANBARU - Sempat membaik selama dua hari, asap terpekat sejak ditetapkan status darurat pencemaran udara kembali dirasakan masyarakat Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/9).

Meski minim titik api, namun karena pergerakan angin, Riau menjadi daerah utama terpapar asap dampak kebakaran lahan di Sumatera Selatan dan Jambi. Bahkan ISPU menunjukkan kualitas udara jauh di level berbahaya.

"Ini merupakan asap paling pekat dan bertahan seharian dari pagi hingga malam hari. Kualitas udara terburuk bahkan melampaui titik ISPU 300 psi,'' kata Zuharman, ketua RT di Rumbai, Pekanbaru.

Kondisi ini semakin diperparah, dengan kebijakan PLN melakukan pemadaman bergilir. Warga yang berharap bisa bernapas dengan bantuan AC atau kipas angin untuk mengusir asap, dibuat pasrah tak berdaya.

"Jika pemerintah tak bisa memadamkan api dan mengusir asap, tolong Pak Jokowi, evakuasi kami dari sini. Kasihan bayi, anak-anak dan orang tua yang diambang kematian,'' tambah Zuharman.

Ketua harian Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar meminta pemerintah bertindak cepat menangani bencana yang sudah terjadi hampir dua bulan ini. Ia meminta semua kantor-kantor pemerintah dibuka untuk lokasi pengungsian warga.

"Riau sudah tak layak huni lagi," tegasnya.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho juga menegaskan hal yang sama. Dalam pesan singkat yang diterima wartawan, disebutkan bahwa kualitas udara di Provinsi Riau hari ini merupakan kondisi paling terburuk. Jauh di atas level berbahaya.

PEKANBARU - Sempat membaik selama dua hari, asap terpekat sejak ditetapkan status darurat pencemaran udara kembali dirasakan masyarakat Pekanbaru,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News