Masyarakat Sipil Internasional Soroti Tingginya Angka Ketimpangan

Masyarakat Sipil Internasional Soroti Tingginya Angka Ketimpangan
FOTO: Dok.Infid

jpnn.com - NEW YORK - Tingginya angka ketimpangan di berbagai negara mendapat sorotan masyarakat internasional menjelang adopsi pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) tahun 2030.

Catatan lembaga Oxfam Internasional terjadi pemusatan kekayaan di dunia. Kelompok orang kaya yang berjumlah 1 persen dari sekitar 8,5 miliar jumlah penduduk dunia menguasai 50 persen sumber daya alam.

Tingginya angka ketimpangan ini mendapat perhatian besar dalam diskusi di luar agenda utama Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bertema Goal 10 SDGs Reducing Inequality: Desirable but is it Feasible? yang diselenggarakan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan lembaga masyarakat sipil internasional di Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) pada Dewan Pewakilan Bangsa-Bangsa di New York, 24 September 2015 pukul 15.00 waktu New York, Jumat 25 Sepember 2015 dini hari waktu Indonesia Barat.

Diskusi ini menghadirkan 11 pembicara dan dihadiri lebih dari 60 orang perwakilan berbagai organisasi masyarakat sipil internasional dari berbagai negara. Hal itu dilakukan menjelang PBB mengadopsi SDGs yang terdiri dari 17 target dan 169 sasaran dalam Sidang ke-70 yang berlangsung 25-27 September 2015.  

Dalam diskusi ini terungkap ketimpangan menjadi masalah bersama yang terjadi di banyak negara. 

Sugeng Bahagiyo, Direktur INFID Indonesia, dalam pemaparannya, mengatakan meski jumlah penduduk sangat miskin berkurang, tapi ketimpangan masih tinggi karena ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi.

“Pendapatan masyarakat sangat miskin tumbuh tapi tidak tidak cukup besar,” kata Sugeng Bahagiyo dalam keterangan tertulis diterima JPNN.com.

Bentuk ketimpangan juga tampak dalam angka harapan hidup. Di Indonesia, angka harapan hidup orang kaya hingga 70,8 tahun, sedangkan orang miskin hanya 53 tahun. Perbedaannya sekitar 16 tahun. Sedangkan di Afrika Selatan, perbedaan angka harapan hidup 19 tahun, India (21 tahun), dan Brazil hampir 26 tahun.

NEW YORK - Tingginya angka ketimpangan di berbagai negara mendapat sorotan masyarakat internasional menjelang adopsi pembangunan berkelanjutan atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News