Rupanya, Kasus Beruang Madu Pernah Terjadi juga di Daerah Ini

Rupanya, Kasus Beruang Madu Pernah Terjadi juga di Daerah Ini
Ronald (24), Markus (22), dan Martinus (24) di Mapolres Kukar. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com - TENGGARONG - Rombongan dari Ahli Satwa Liar Profauna menemui Kapolres Kukar AKBP Handoko, kemarin.

Rombongan yang dipimpin Rustam Fahmi itu mengapreasiasi kinerja Polres Kukar yang serius menangani kasus beruang madu yang telah dibelah perutnya.

Pria yang juga menjadi pengajar di Fakultas Kehutanan Unmul itu mengatakan bahwa saat ini memang banyak satwa langka yang habitatnya sudah sulit diprediksi.

Salah satu penyebabnya kata Rustam, karena makin sempitnya habitat tempat mencari makanan. Itu disebabkan aktivitas pembukaan lahan serta kebakaran hutan. Dalam pertemuan dengan Kapolres itu, rombongan  sempat menyerahkan bukti gambar yang diunggah tersangka Ronald bersama sejumlah satwa langka yang diduga hasil buruan.

"Kasus seperti ini sebenarnya juga pernah terjadi di Berau. Tapi sayangnya di Berau tidak ditindaklanjuti. Makanya Polres Kukar patut diapresiasi," ujar Rustam saat ditemui di Polres Kukar.

Dengan menggunakan Undang-Undang ITE, kata Rustam, transaksi elektronik termasuk foto bersama satwa langka tersebut dapat dijadikan barang bukti. Sehingga, upaya tegas pihak kepolisian ini akan dapat memberikan efek jera bagi masyarakat yang lainnya.

"Jadi bukti yang bisa digunakan tidak hanya daging atau tulangnya saja. Tapi juga gambar hasil transaksi di dunia maya tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, pelaku kasus beruang madu, Markus mengambil gambar di sebuah pinggiran sungai dengan latar bangkai beruang madu. Sedangkan Martinus membelah bagian perut beruang. Tampak Ronald tertawa, berada tak jauh dari beruang. Foto tersebut diunggah Ronald di akun Facebook miliknya.

TENGGARONG - Rombongan dari Ahli Satwa Liar Profauna menemui Kapolres Kukar AKBP Handoko, kemarin. Rombongan yang dipimpin Rustam Fahmi itu mengapreasiasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News