Tangkap Kapal Penyelundup, BC dan TNI-Polri Siaga hingga Tengah Malam, Ada Apa?

Tangkap Kapal Penyelundup, BC dan TNI-Polri Siaga hingga Tengah Malam, Ada Apa?
Petugas Bea Cukai saat memeriksa beras yang diselundupkan di atas kapal tangkapan di Karimun. Foto: Batampos/JPNN.com

jpnn.com - KARIMUN - Petugas Kantor Wilayah Khusus Direktorat Jenderal Bea Cukai Tanjungabalai Karimun melakukan siaga hingga tengah malam Kamis (1/10) kemarin. Pasalnya, pihaknya menerima informasi bahwa ada pengerahan massa untuk berdemo atas penangkapan kapal penyelundup beras dari Singapura ke Batam, Kamis (1/10).

Walhasil setelah ditunggu hingga sore, Bea Cukai yang sudah berkoordinasi dengan TNI dan Polri, massa yang dimaksud tidak pernah muncul. 

Seperti dikutip dari Batam Pos (JPNN Group), sebelumnya Kapal patroli gabungan dari Kantor Wilayah Khusus Direktorat Jenderal Bea Cukai Tanjungabalai Karimun dan Kantor BC Batam, yakni 7005 dan BC 8005 menangkap kapal layar motor (KLM) Surya Pratama GT 62 Npomor 253/PPg Kamis (1/10). Kapal itu membawa muatan beras impor ilegal asal Singapura dengan tujuan Batam.

Namun, saat kapal berhasil dikuasi oleh aparat BC, ada informasi akan ada pengerahan massa menuju ke kantor Bea Cukai Tanjungbalai Karimun untuk berdemo. 

''Penangkapan KLM Surya Pratama berawal dari informasi intelijen bahwa ada kapal yang bermutan beras impor tanpa dokumen dari Singapura. Sehingga, ketika itu dua kapal patroli langsung dikerahkan ke Perairan Batam. Dan, ternyata kapal yang dimaksud memang benar. Sehingga, pada saat dilakukan penangkapan kapal dengan nakhoda berinisial LI tidak dapat menunjukkan dokumen,'' ujar Kepala Kanwil Khusus DJBC Tanjungbalai Karimun, Parjiya kepada Batam Pos, Jumat (2/10).

Diakuinya, beradasarkan informasi yang diterima pihaknya memang akan ada pengerasahan massa. Sehingga, dia langsung berkoordinasi dengan instansi terkait, mulai dari TNI dan Polri yang ada di Tanjungbalai. Alhamdulillah, sampai dengan kapal bersandar di Pelabuhan P2 Ketapang pada pukul 01.00 WIB Jumat dini hari, kondisi tetap kondusif di darat dan di laut. 

''Untuk mengelabui petugas, beras sebanyak 190 ton yang ada di dalam kapal ditutupi dengan kasur bekas dan juga pintu-pintu bekas. Untuk perkiraan nilai barang mencapai Rp2,1 miliar dengan asumsi harga beras per kilogram Rp11 ribu. Sementara itu, kerugian negara berkisar Rp250 juta. perlu diketahui juga beras impor ini tidak bermerek. Ada dugaan tujuannya sesampainya di Batam beras ini baru akan diberikan merek sesuai dengan pesanan,'' jelas parjiya.

Bahkan, katanya, tidak menutup kemungkinan beras selundupan seperti ini sudah beredar di Batam dan Riau daratan. karena, diduga memang bukan kali pertama penyelundupan beras seperti ini. Karena, kemasannya hanya karung putih biasa dan kondisi beras juga bagus. Tentang siapa pemilik barang, tentunya penyidik BC akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. termasuk juga untuk tersangka sampai saat ini belum ditetapkan. 

KARIMUN - Petugas Kantor Wilayah Khusus Direktorat Jenderal Bea Cukai Tanjungabalai Karimun melakukan siaga hingga tengah malam Kamis (1/10)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News