CATAT! Dua Bulan, Kerugian Karhutla di Riau Capai Rp28 Triliun

CATAT! Dua Bulan, Kerugian Karhutla di Riau Capai Rp28 Triliun
Foto: Dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah dinilai lalai dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan hingga bencana itu menjadi siklus tahunan. Padahal, bencana nasional tersebut berdampak global baik secara sosial, ekologi, dan ekonomi. 

Bahkan, Center for International Forestry Research/CIFOR mengungkapkan nilai kerugian akibat pembakaran hutan dan El Nino selama Februari dan Maret 2015 di Riau saja mencapai Rp28 triliun. 

"Kabut asap diprediksi merugikan perekonomian Negara komunitas ASEAN, sebesar USD 10 miliar. Emisi hasil pembakaran hutan tahun ini mencapai 1.5-2GT GRK atau setara dengan 10 persen total emisi Indonesia," ungkap Prof Dr Herry Purnomo, peneliti CIFOR dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi IV DPR, Kamis (8/10).

Menurutnya, pertumbuhan pesat produksi sawit yang mengantar Indonesia menjadi negara pemasok kepala sawit terbesar di dunia menjadi simalakama. Indonesia memasok 52 persen atau mengekspor 33 juta ton kelapa sawit dunia  tahun 2014 dengan dominasi investasi dari Malaysia dan Singapura yang berkontribusi 18,4 miliar dolar AS bagi perekonomian negara. 

Namun di sisi lain, permintaan ambisius dunia akan kelapa sawit mendorong ekspansi brutal perkebunan kelapa sawit yang akhirnya menjadi salah satu faktor utama penyebab kebakaran tahun ini. 

"Produksi kelapa sawit bermanfaat nyata secara ekonomi, namun ongkos sosial, kesehatan dan ekologisnya juga sangat serius. Konvensi hutan gambut menjadi area perkebunan monokultur yang merusak ekosistem dan tata air lahan gambut menjadi agenda terencana," tegasnya.(fat/jpnn)


JAKARTA - Pemerintah dinilai lalai dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan hingga bencana itu menjadi siklus tahunan. Padahal, bencana nasional


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News