Edan, Korupsi Ekspor Batu Alam di Myanmar Diduga Mencapai USD 28,6 Miliar

Edan, Korupsi Ekspor Batu Alam di Myanmar Diduga Mencapai USD 28,6 Miliar
Edan, Korupsi Ekspor Batu Alam di Myanmar Diduga Mencapai USD 28,6 Miliar

jpnn.com - NAYPYIDAW - Jika di Indonesia ngetren batu akik, di Myanmar ngetren batu giok. Bukan sekadar musiman, di Myanmar batu giok menjadi sumber ekspor penghasilan alam yang besar. Global Witness menyebut, USD 31 Miliar per tahun, dihasilkan dari pengerukan SDA yang tak bisa diperbarui itu.

Jumlah itu dilansir oleh Global Witness setelah mendapatkan data batu giok yang diimpor dari Myanmar oleh pemerintah Tiongkok pada 2014 silam dan menjumlahkannya dengan batu yang diselundupkan. Data itu berasal dari lembaga pengamat korupsi di Myanmar. Memang, batu giok yang sangat disukai penduduk Tiongkok ternyata tidak berasal dari negeri itu sendiri. 

Tapi, parahnya, uang yang besar itu tidak masuk ke kas negara. Dari data resmi Tiongkok, ekspor batu giok hanya USD 12 miliar. alias nyaris sepertiga dari data global witness, dua per tiganya masuk ke kas para penyelundup yang banyak diback up oleh elite militer di sana. Lebih parah lagi, pemerintah Myanmar hanya merilis ekspor Batu Giok hanya USD 3,4 miliar atau 10 persen dari data global witness. 

Dengan hitung-hitungan kasar data ekspor USD 31 Miliar dan hanya USD 3,4 Miliar yang diakui pemerintahan junta militer maka ada USD 28,6 Miliar yang tak tercatat secara resmi alias dikorupsi.

"Angka-angka tersebut sangat mengejutkan. Perdagangan giok Myanmar mungkin menjadi pencurian sumber daya alam terbesar sepanjang sejarah modern," ujar Juman Kubba dan dirilis Global Witness pada Sabtu (24/10). 

Kubba menegaskan, pencarian batu giok itu dilakukan secara besar-besaran menjelang pemilu 8 November mendatang. Jika pemilu berjalan jujur dan adil, oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi mungkin menang telak. (AFP/dkk/jpnn) 


NAYPYIDAW - Jika di Indonesia ngetren batu akik, di Myanmar ngetren batu giok. Bukan sekadar musiman, di Myanmar batu giok menjadi sumber ekspor


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News