Perlu Komitmen Bersama Mewujudkan Budaya Politik Bermartabat

Perlu Komitmen Bersama Mewujudkan Budaya Politik Bermartabat
Pengamat Politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi (tengah), Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa (kanan) dan Sekjen PP Pemuda Katolik Christopher Nugroho (kiri) saat diskusi dan Orientasi Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Senin (9/11) malam. FOTO: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat Politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengajak seluruh komponen bangsa khususnya para pemuda Indonesia untuk berkomitmen mewujudkan politik bermartabat. Hal ini mendesak karena persoalan kehidupan politik dewasa ini mengalami pendangkalan, manipulatif, transaksional serta semakin jauh dari budaya politik yang bermartabat dalam memaknai demokrasi serta hakekat kekuasaan.

“Ranah politik hanya sekadar arena pertarungan kepentingan kekuasaan tanpa ruh dan ideologi serta kepemihakan kepada yang lemah,” kata J Kristiadi saat diskusi dan Orientasi Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Senin (9/11) malam.

Menurut Kristiadi, ranah paling rawan dalam melakukan transformasi politik adalah menata tertib politik yang demokratis. Sebab, kata Kristiadi, pengalaman selama ini, reformasi memang telah membawa berkah sekaligus musibah. Masyarakat mendapat berkah kebebasan, tetapi sebagian masyarakat mempergunakan kebebasan tidak mengindahkan kepentingan orang lain.

Kristiadi menyoroti para elit politik di bangsa ini yang telah mendapat mandat dari rakyat. Namun, dia menyayangkan  reformasi politik masih belum berhasil membentuk sikap dan perilaku elit politik yang mempunyai komitmen mengutamakan kepentingan umum.

“Pesona dan nikmat kekuasaan telah membuat perilaku politik elit semakin jauh dari standar peradaban bangsa,” tegas Kristiadi.

Menurutnya, penyelenggaraan pemerintahan semacam itu jelas lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya bagi masyarakat. kemudaratan telah dimulai dari niat para politisi yakni upaya habis-habisan untuk menjadi bagian dari penguasa yang bergelimang kemewahan.

“Sesat pikir dan niat sudah dimulai sejak mereka membayangkan nikmatnya kekuasaan yang akan direguk. Kekuasaan para pengusaha telah menghilangkan ruh peradaban yang memuliakan politik: Pancasila,” kata Kristiadi.(fri/jpnn)


JAKARTA – Pengamat Politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengajak seluruh komponen bangsa khususnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News