KRITIS! Rapor Merah Indonesia di BWF World Superseries

KRITIS! Rapor Merah Indonesia di BWF World Superseries
Kenangan saat Nitya K Maheswari/Greysia Polii juara di Korea Open 2015. Foto: badmintonindonesia

jpnn.com - INDONESIA sepertinya harus segera mengevaluasi kekuatan cabang bulu tangkisnya. Cap Macan Tepok Bulu Dunia kian tergerus.

Tahun ini, 11 dari 13 ajang Metlife BWF World Superseries sudah digelar. Hasilnya tak sesuai impian. Jagoan Merah Putih hanya mampu menjadi jawara di 3 kesempatan. Hasil emas itu ditorehkan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Maybank Malaysia Open Superseries Premier (31 Maret-5 April), kemudian ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi di OUE Singapore Open Superseries (7-12 April).

Dan terakhir, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di Victor Korea Open Superseries (15-20 September).

Metlife BWF World Superseries pantas menjadi ukuran bagaimana Indonesia di percaturan bulu tangkis dunia. Sebabnya, di turnamen-turnamen tersebut hanya diikuti oleh pemain-pemain terbaik saja. Sebanyak 13 ajang (termasuk Finals di Dubai Desember nanti) itu berkategori superseries dan superseries premier yang menawarkan banyak poin (untuk peringkat), dan tentunya dengan hadiah yang lebih supermelimpah dibanding kategori di bawahnya.

Ya, begitulah. Di tengah kekuatan bulu tangkis Tiongkok yang semakin kuat, Korea, Jepang dan Denmark yang kian stabil, bahkan Thailand serta India yang semakin berkembang, Indonesia seakan memberi sinyal belum siap bertarung. (adk/jpnn)

Prestasi Indonesia di Metlife BWF World Superseries

Yonex All England Open Superseries Premier (3-8 Maret)
Final - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kalah dari Zhang Nan/Zhao Yunlei 10-21-10-21

Yonex Sunrise India Open Superseries (24-29 Maret)
Tanpa wakil di Final

INDONESIA sepertinya harus segera mengevaluasi kekuatan cabang bulu tangkisnya. Cap Macan Tepok Bulu Dunia kian tergerus. Tahun ini, 11 dari 13 ajang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News