Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi

Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo. foto. Dokumen JPNN.com

jpnn.com - BALIKPAPAN - Kaltim, Rusia dan tahun 1965. Tiga hal itu menjadi topik hangat di balik peletakan batu pertama (groundbreaking) sejumlah proyek strategis pemprov di Kawasan Industri Buluminung, Penajam, Kamis (19/11). Selain dihadiri dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mega proyek senilai Rp 80 triliun itu juga mencatatkan Kaltim sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang mampu mendaratkan uang investor sebesar itu. 

Uang tersebut datang dari Rusia dalam wujud tiga megainvestasi. Pertama, proyek kereta api yang membentang dari Penajam Paser Utara ke Kutai Barat sepanjang 203 kilometer.

Lalu pelabuhan di Kawasan Industri Buluminung, serta pembangunan Marine Techno Park (pembangunan pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan). Sejarah mencatat, ini adalah kali kedua negara yang kini dipimpin Presiden Vladimir Putin itu berinvestasi di Bumi Mulawarman.

Investasi pertama terjadi pada tahun 1965 kala negara tersebut masih bernama Uni Soviet. Lima puluh tahun berlalu, kenangan manis kembali terulang dengan pola yang nyaris sama, investasi di bidang infrastruktur. “Saya teringat tahun 1965, dulu pernah ada kerja sama antara Kaltim dengan Uni Soviet terkait jalan Kalimantan. Dan (kerja sama. Red)

"Kembali lagi hari ini terjalin antara Pemprov Kaltim dengan Rusia,” sebut Gubernur Awang Faroek Ishak di depan Presiden Jokowi dan Duta Besar Rusia Mikail Galuzin. Menurutnya, catatan emas itu adalah sebuah kebanggan bagi warga Kaltim.

Gubernur melanjutkan, optimisme pegusaha Rusia menanamkan modalnya di Kaltim bukanya tanpa alasan. Meski terjadi perlambatan ekonomi yang berdampak pada tumbuh negatifnya ekonomi, Kaltim masih dilirik investor. Pada tahun 2014, Kaltim adalah salah-satu daerah di Indonesia yang terbesar produk domestik regional bruto-nya (PDRB). Yaitu, sebesar 579 triliun. Angka itu berasal dari kontribusi sumber daya (SDA) Kaltim dengan presentase 47 persen. 

“Meski batu bara dan migas terpuruk, Kaltim tetap menjanjikan bagi investor. Rasio investasi Kaltim mencapai 40 persen dan menempati urutan keempat nasional,” jelasnya. Perlambatan ekonomi, sambung Awang Faroek, adalah momentum menerapkan strategi transformasi ekonomi. Dari semula menjadi importir bahan mentah menjadi eksportir. Peluang ini lah yang ditangkap investor asal Rusia sehingga yakin menanamkan investasinya. 

Proyek Kereta Api Borneo, terang dia, diprakarsai oleh perusahaan Russian Railways. Semula kereta diperuntukkan untuk mengangkut batu bara, hutan tanaman industri dan CPO. Namun mantan Bupati Kutai Timur itu juga berharap agar kelak juga dapat mengangkut penumpang. Sementara pembangunan pelabuhan dan Marine Techno Park dimodali Republik Tatastar. Diperuntukkan untuk pangkalan kapal riset dan laboratorium teknologi kelautan.

BALIKPAPAN - Kaltim, Rusia dan tahun 1965. Tiga hal itu menjadi topik hangat di balik peletakan batu pertama (groundbreaking) sejumlah proyek strategis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News