Politikus PKS Sebut Pernyataan Menkopolhukam yang Satu Ini Ngawur
jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut morarotium hukuman mati karena pemerintah tengah membenahi ekonomi terus menuai kritik.
Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy menegaskan kegaduhan ekonomi tidak ada kaitannya dengan hukuman mati. Namun, ia menegaskan, yang membuat kegaduhan itu adalah para bandar narkoba karena ancaman hukuman mati.
"Karena selama ini perkara yang paling banyak menghasilkan vonis mati adalah narkoba, disinilah para bandar pasti merasa galau," kata Aboebakar, Senin (23/11).
Selain itu, kata dia, jika pemerintah tegas terhadap para bandar, maka akan membuat kegaduhan ekonomi untuk para pelaku narkoba.
"Bila yang dimaksud demikian, sudah barang tentu terlihat benar siapa yang nitip agenda tersebut," katanya.
Menurut Aboebakar, ada informasi bahwa statemen Menkopolhukkam disampaikan setelah yang bersangkutan pulang dari Australia. Tentunya ini membuat publik berprasangka, karena selama ini warga Australia juga cukup banyak yang terancam hukuman mati.
"Sehingga publik akan bertanya, kebijakan ini sebenarnya untuk kepentingan siapa?" kata Aboebakar.
Dia menegaskan, untuk orang yang punya nasionalisme dan cinta tanah air, hukuman mati masih sangat dibutuhkan. Coba diingat, kata dia, setidaknya 57 orang mati setiap harinya lantaran narkoba.
JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut morarotium hukuman mati karena pemerintah
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Mendagri Tito Tekankan soal Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau
- Hadiri Pertemuan di Kanada, Dirjen PSLB3 Rosa Tekankan Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
- PGRI & Education International Desak Pemerintah Mengalokasikan Anggaran Pendidikan 20 Persen
- Jenderal Maruli: Dansat Harus Berinovasi untuk Kemajuan Satuan
- IRT di Jayapura Sembunyikan Sabu-Sabu Dalam Popok Anak