Pak Harto Anak Pak Karto (1)

Pak Harto Anak Pak Karto (1)
Candi Borobudur dari kejauhan. Sekira 37 km dari candi ini, Soeharto, presiden kedua Indonesia dilahirkan. Foto: Dok.JPNN.com.

jpnn.com - PAK Karto tak muluk-muluk. Harapannya yang paling besar, kelak anak lelakinya itu mewarisi pekerjaannya sebagai ulu-ulu kampung alias pembantu lurah! Siapa sangka, sang anak malah jadi Presiden Republik Indonesia. Inilah cerita lahirnya Pak Harto anak Pak Karto...

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Hari itu almanak bertarekh 8 Juni 1921. 

Pak Karto--demikian Kartoredjo akrab disapa--sedang memeriksa sebuah empang ketika seseorang berteriak-sorak memanggil-manggil namanya.

Tergopoh-gopoh pemuda itu mendekati Pak Karto.

"Pak," kata pemuda itu terengah-engah, "istri bapak akan melahirkan. Mbah sudah datang untuk menolongnya."

"Katakan pada mereka," sahut Pak Karto penuh wibawa, "saya akan datang sebentar lagi. Karena saya mesti mengerjakan empang ini dulu. Kalau tidak, airnya tidak akan mengalir."

Pak Karto yang selalu memakai sarung dan blankon, bukan tipikal orang serampangan yang suka tergesa-gesa. Sadar akan kedudukannya di tengah masyarakat, Pak Karto menjaga wibawa.

PAK Karto tak muluk-muluk. Harapannya yang paling besar, kelak anak lelakinya itu mewarisi pekerjaannya sebagai ulu-ulu kampung alias pembantu lurah! Siapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News