Sekolah di Malaysia Dapat Asrama, di Indonesia? Jauuhhh Eee...

Satu SD, Empat Siswa, Dua Guru

Sekolah di Malaysia Dapat Asrama, di Indonesia? Jauuhhh Eee...
Kondisi salah satu sekolah yang minim siswa dan fasilitas minim. Akibatnya, banyak Siswa memilih bersekolah di Malaysia. FOTO: Andreas/ Rakyat Kalbar

jpnn.com - PUTUSSIBAU- Buruknya fasilitas pendidikan di perbatasan, membuat banyak siswa asal Indonesia yang memilih bersekolah di Malaysia. Dari penelusuran Rakyat Kalbar (grup JPNN), di Kecamatan Puring Kencana, Kapuas Hulu, Kalbar, saja ada belasan siswa yang memilih sekolah di Malaysia. 

Rincinya, ada 18 siswa yang bersekolah di Malaysia, 10 siswa SD, 8 siswa setingkat SMP dan SMA. Informasi yang didapat dari masyarakat sekitar, pilihan warga perbatasan menyekolahkan anaknya ke Malaysia karena fasilitas pendidikan yang jauh lebih baik. Semua siswa dari Puring Kencana diasramakan, waktu kegiatan belajar-mengajar pun sangat disiplin.

Jelas saja, sekolah-sekolah di Empanang dan Puring Kencana memiliki gap yang jauh dibandingkan dengan sekolah di Malaysia. Contohnya, di SDN 03 Kumang Jaya, Empenang, fasilitas belajar jauh dari kata layak. 

"Kemudian, di SDN 09, Dusun Sebangkang, Empanang, hanya diisi empat siswa dan dua guru. Isu kemarin mau digabungkan ke SDN 11 Kelutuk, tapi sampai hari ini belum dilaksanakan," kata guru SMPN 32 Empanang, Marselianus Leokarnaen.

Kisah hidup mengabdi sebagai guru perbatasan juga dirasakan oleh Ismanto. Ia mengajar di SMA Negeri 01 Nanga Badau. Tantangan terberat yang dihadapi para guru di sana terjadi kalau mereka ingin mengurus administrasi ke Dinas Pendidikan di Putussibau.

"Misal, seperti hari Jumat, kalau selesai mau kejar pulang ke Badau tapi ngajar besok Sabtu, sudah tidak mungkin. Orang di tempat lain, kalau mau berurusan administrasi sebagainya, turun dari rumah, datang ke dinas, selesai. Kalau kita? Lima-enam jam baru sampai Putussibau. Belum lagi biaya bensin, alat motor, dan segala macam," bebernya.

Dengan kondisi demikian, Ismanto berharap pemerintah punya perhatian lebih, bukan hanya sekedar tunjangan, tapi ada perlakuan khusus untuk mempermudah guru-guru di perbatasan ketika mengurus administrasi. "Kami berharap dapat perlakuan yang sama dengan guru-guru yang ada di tempat lain," pintanya. (rakyatkalbar/dkk/jpnn)


PUTUSSIBAU- Buruknya fasilitas pendidikan di perbatasan, membuat banyak siswa asal Indonesia yang memilih bersekolah di Malaysia. Dari penelusuran


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News