Penculik Gunakan Senjata Sisa Konflik, Yakin Bukan Eks GAM

Penculik Gunakan Senjata Sisa Konflik, Yakin Bukan Eks GAM
Polisi menunjukkan senjata yang digunakan penculik. Foto: Rakyat Aceh/dok.JPNN

jpnn.com - BANDA ACEH – Senjata yang dipergunakan oleh kawanan pelaku penculikan terhadap Kamal Bahri, Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Aceh, merupakan sisa dari konflik. 

Hal ini, kata Kapolda Aceh  Irjen Pol Husein Hamidi, karena memang masih ada senjata yang belum diserahkan warga.

"Kita ini daerah konflik dulunya, kita perkirakan masih ada sisa-sisa senjata api yang dipegang oleh warga. Pada 2014 kita kumpulkan sebanyak 900 buah senjata lagi, itupun masih ada sisa – sisanya. Beberapa bulan lalu kita melihatnya, ada pengumpulan senjata api di Aceh Timur, ternyata masih ada juga aksi kejahatan, penculikan, kriminalitas dan lain- lain," sebut Irjen Pol Husein Hamidi seperti diberitakan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group).

Kapolda memastikan empat pelaku, dua tewas dan dua lainnya DPO, adalah masyarakat biasa dan bukan mantan kombatan GAM.  

Meskipun, dari barang bukti didapati kartu anggota partai politik lokal serta proposal dari yayasan Aceh Corruption Watch (ACW) beserta dengan surat tugas dari seorang pelaku yang dilumpuhkan itu. 

"Mereka hanya masyarakat biasa, meskipun ada kartu tanda anggota dari parpol lokal itu hanya oknum," sebut kapolda.

Kapolda menambahkan, hingga kemarin belum berani memastikan ada tidaknya pelaku lain. Pasalnya, korban saat diculik dalam kondisi mata tertutup. "Korban sudah kita mintai keterangan, namun kita belum mengetahui apakah ada pelaku lainnya, selain empat orang ini, karena pada saat diculik korban ditutup mata serta tidak dikasih makan," tambah Kapolda Aceh. (ibi/rbb/sam/jpnn)

BANDA ACEH – Senjata yang dipergunakan oleh kawanan pelaku penculikan terhadap Kamal Bahri, Sekretaris Unit Layanan Pengadaan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News