Kalau Serius, Transfer Dulu Rp 200 Ribu, Baru Booking Hotel

Kalau Serius, Transfer Dulu Rp 200 Ribu, Baru Booking Hotel
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

jpnn.com - PELAKU prostitusi online belum jera, meski banyak kasus seperti pembunuhan Tata Chubby alias Deudeuh Alfi Sahrin bisa menjadi pelajaran.

Faktanya, bisnis lendir via media sosial masih tumbuh subur di berbagai daerah, tak terkecuali Bogor Kota Hujan. Dari pantauan Radar Bogor, rata-rata dalam sehari, sekitar 30 akun twitter bercuit siap di-booking untuk area Bogor.

Istilah yang dipakai para pekerja seks komersil (PSK) dalam prostitusi online ini adalah ''Open BO''. Berasal dari kata 'Booking Out', yang berarti pemilik akun bersedia melayani syahwat calon pelanggan sesuai ketentuan. Dengan berjualan melalui akun media sosial, para lelaki hidung belang lebih bebas memilih, sekaligus menjadikan PSK lebih berkelas.

Cukup mudah untuk mengakses akun-akun twitter para PSK tersebut. Cukup dengan mencarinya menggunakan kata kunci realava, atau angel. Biasanya, para ABG penjaja cinta itu menampilkan foto wajah yang tersamar. Namun memperjelas gambar bagian-bagian intim tubuh mereka.

Dalam akun itu juga dibeberkan paket-paket yang ditawarkan. Mulai dari paket chat sex plus 10 foto bugil, chat sex plus 10 foto dan dua video, paket ML atau Making Love yang berarti berhubungan badan. Beberapa di antara mereka ada juga yang menolak di-booking untuk longtime atau menginap.

Saat dihubungi via pesan pribadi di akun twitternya, Shanty (bukan nama sebenarnya), langsung meminta transfer uang Rp200 ribu sebagai tanda keseriusan calon pelanggan. PSK berusia 20 tahun itu pun tak segan-segan memberi nomor handphone yang dilengkapi aplikasi Whatsapp. Pada aplikasi inilah tawar-menawar harga berlanjut.

Dijelaskan Shanty, jika si pelanggan setuju, ia akan menentukan jadwal booking, lengkap dengan alamat hotel di Kota Bogor. Dalam paket yang disediakannya, rata-rata termasuk ongkos sewa kamar hotel. Jika sama-sama setuju, maka transaksi pun berlanjut di tempat yang telah ditentukan.

Dikonfirmasi soal ini, Kasat Reskrim Polres Kota Bogor AKP Hendrawan mengakui bahwa pihaknya sempat menyelidiki keberadaan prostitusi via online yang kian marak di Kota Hujan. Namun kasus ini belum menjadi prioritas Korps Bhayangkara Kota Bogor.

PELAKU prostitusi online belum jera, meski banyak kasus seperti pembunuhan Tata Chubby alias Deudeuh Alfi Sahrin bisa menjadi pelajaran. Faktanya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News