Firasat Gugurnya Sang Pilot: Dia Memeluk, Lalu Mencium Pipi

jpnn.com - SUASANA duka sangat terasa di kediaman pilot Super Tucano, Mayor Penerbang (Pnb) Ivy Safatillah, 37, di Jalan Perintis Kemerdekaan No 2, Umbulharjo, Jogjakarta, kemarin (10/2). Saat Radar Jogja (Jawa Pos Group) berkunjung, istri almarhum, Diana Fitri, 34, tidak kuasa menahan kesedihan 

Dengan didampingi orang tuanya, dia duduk di kursi sambil sesekali menyeka air mata. Dua buah hatinya dengan Mayor Ivy, Dafa Firasandi Zain, 9, dan Aqsha Irfan Maulana, 7, terlihat cuek dan tetap asyik bermain-main. Keduanya seperti belum mengetahui kondisi terakhir sang ayah.

Komunikasi terakhir sang istri dengan almarhum adalah Rabu pagi (10/2) atau beberapa jam sebelum insiden memilukan terjadi. Sebelum terbang, Ivy menelepon Diana dan menanyakan kondisi kedua anaknya serta janin dalam kandungan Diana. 

Ivy pun memastikan kedua anaknya, Rasya dan Aqsa, sudah berangkat sekolah. "Ya, teleponan seperti biasa. Dia bilang mau terbang jam 7 (pukul 07.00), saya pesan untuk hati-hati. Saya tidak menyangka itu terakhir berkomunikasi," ujar Diana.

Di mata Diana, sang suami adalah sosok yang perhatian kepada keluarga dan tidak pernah egois. Dia selalu mengajarkan sifat sebagai laki-laki kepada anak-anaknya. "Mas juga baik sama semua orang, juga sayang dengan putra-putranya," tuturnya.

Sementara itu, mertua Ivy atau ibunda Diana, Asmawati Sinduwijoyo, 50, mengaku sudah memiliki firasat bahwa menantu kesayangannya itu akan pergi selamanya. Dia merasa janggal ketika Ivy berpamitan kepadanya. Berbeda dari sebelumnya, pamitan tersebut seperti tidak akan bertemu lagi. 

"Dia salaman, memeluk saya, lalu mencium pipi kiri dan kanan, setelah itu berpamitan berangkat ke Malang. Dia bilang minta maaf kalau selama ini ada kesalahan. Saya bilang akan mendoakan biar selalu selamat dalam bertugas," tuturnya. (tim/jpg/kim)