Ketika Jomblo tak Lagi Ngenes, Bukan Begitu, Mblo?

Ketika Jomblo tak Lagi Ngenes, Bukan Begitu, Mblo?
Happy single woman. Foto: litlife.tv

JAKARTA--Status jomblo tidak lagi muncul sebagai hal yang tabu dan menyesakkan untuk dibahas. Apalagi menjelang perayaan Hari Kasih Sayang besok. Para jomblo menunjukkan kebangkitannya melalui akun-akun dan acara khusus. 
Melihat meme jomblo yang bertebaran di akun media sosial menjadi hiburan tersendiri. Yang sudah punya pacar memang bisa membacanya sambil tertawa lebar. Tapi, bagi si jomblo, rasanya gado-gado. Bisa jadi lucu tapi sekaligus ngenes karena nasibnya menjadi bahan tertawaan. Bukan begitu, Mblo? 

Bukan hanya satu akun yang memproduksi meme khusus jomblo. Jumlahnya bertebaran seperti bintang di langit. Pernah dengar Dewan Kesepian Jakarta? Iya betul, kesepian. Itu bukan typo

Dewan Kesepian Jakarta terbentuk dari celetukan iseng enam orang -lima di antaranya jomblo kala itu- sekitar November 2014. Sesama jomblo kalau sudah berkumpul biasanya saling curhat. Kemudian saling meledek, menertawakan kesepian masing-masing. 

Lalu, lahirlah fan page Dewan Kesepian Jakarta di Facebook serta akun @lonelycouncil di Twitter. Tempat berbagi meme kocak dan kutipan-kutipan lucu -tapi sekaligus mengiris hati para jomblo. Keenam pendiri menjadi admin. 

Di awal-awal, dalam sehari, mereka bisa posting sampai tiga kali. Dalam waktu singkat, kemunculan Dewan Kesepian Jakarta mendapatkan perhatian. Hingga kini, fan page mendapatkan lebih dari 9.200 like

Cukup dua media sosial (medsos) itu, Facebook dan Twitter. Mereka tidak merambah ke Instagram atau medsos lain.

"Kalau kebanyakan, memangnya kami nggak ada kesibukan lain?" kata M. Abdul Manan, salah seorang founder Dewan Kesepian Jakarta. 

Oh iya ya. Meski jomblo, bukan berarti nggak ada aktivitas selain merenungi kesepian. Manan mengatakan, nama-nama founder lain dirahasiakan. "Ada yang penulis, dosen, ada yang kerja kantoran seperti saya," ujarnya.

Inspirasi meme bisa datang dari mana saja. Curhatan pribadi, curhatan teman, buku, film, lagu, juga kutipan tokoh idola. Memarodikan kata-kata orang lain, termasuk tokoh besar, tutur Manan, tidak berarti penghinaan. Sering kali parodi adalah ekspresi kekaguman dalam bentuk yang tidak konvensional. Manan menegaskan, tujuannya murni untuk bercanda semata.

 "At least, pengalihan energi patah hati," tuturnya. 

Tahun ini pria 32 tahun itu bakal melepas masa lajang. Tapi, dia menyatakan tetap solider dengan para jomblo. Ia juga tetap berada di balik Dewan Kesepian Jakarta.

 "Eksistensi kami bergantung keberadaan para jomblo," ucapnya. Selama masih ada kaum jomblo di bumi ini, DKJ tak akan bubar.

Selain DKJ, ada akun FacebookTwitter, dan Instagram Jomblo Syar'i yang dibuat dua sekawan dari Jogjakarta. Mereka adalah M. Adlan dan Shidqi Ni'am. Di akun itu, mereka membuat dua tokoh bernama Dub & Nyuk yang dianalogikan sebagai orang yang menjadi jomblo karena keadaan alias tidak laku-laku.

 "Berawal dari Shidqi yang bikin status di Facebook tentang percakapan Dub dan Nyuk. Ternyata responsnya bagus," ucap Adlan, 24.

Nama Jomblo Syar'i itu usulan dari salah seorang krunya yang menangani bidang desain. Dia bernama M. Ali Ma'ruf. "Semua kru juga alumni pesantren. Jadi, biar nggak kelihatan jones (jomblongenes, Red) saja," ucap Adlan, lantas tertawa. 

Akun lain adalah MCI (Meme Comic Indonesia). Sebagian meme yang dibuat menyinggung status jomblo. Menurut Christian Adi Jaya, admin akun Instagram MCI jomblo bukan lagi sebuah aib.

 "Itu udah jadi common sense," katanya. 

Banyak yang pasti merasakan, sedang merasakan, atau pernah merasakan "Bahkan, karena dikemas dalam bentuk meme, jadi jomblo itu kekinian," tambah pria kelahiran 11 Maret 1992 tersebut. 

Tujuan meme MCI bukan hanya hiburan. Mereka juga memberikan semangat kepada para jomblo untuk menyikapi status dengan humor dan lebih santai. "Karena mereka nggak sendirian," ujar Adi. (nor/ina/len/c11/ayi/flo/jpnn). 


JAKARTA--Status jomblo tidak lagi muncul sebagai hal yang tabu dan menyesakkan untuk dibahas. Apalagi menjelang perayaan Hari Kasih Sayang besok.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News