Tentang Kegigihan, Keikhlasan, dan Impian Polisi Hebat Itu

Tentang Kegigihan, Keikhlasan, dan Impian Polisi Hebat Itu
Bripka Junaidin, personel Polsek Rasanae Barat, Kota Bima, bersama dengan anak-anak dan pembimbing pondok pesantren Al Fathul Alim, ponpes yang dia dirikan sendiri di desa Songgela, Kota Bima, NTB, Rabu (10/2) lalu. Foto: Tri Mujoko Bayuaji/Jawa Pos

jpnn.com - BRIPKA Junaidin mendirikan sebuah pondok pesantren di Desa Songgela, Kota Bima. Para santri juga diajari ilmu hukum sederhana. Jika kelak ponpes bisa menjadi lembaga pendidikan resmi, Junaidin ingin mengundang Kapolri, menteri agama, dan duta besar Arab Saudi.

TRI MUJOKO BAYUAJI, Bima

Perbincangan Jawa Pos dengan Junaidin terhenti sejenak saat waktu sudah menunjuk salat Asar. Junaidin memerintah para santri Ponpes Al Fathul Alim segera mengambil air wudu.

”Kalau air tidak usah khawatir, satu pompa saja cukup. Ini air dari gunung-gunung,” kata Junaidin seraya menunjuk perbukitan yang mengelilingi ponpes yang dia dirikan pada 2009 itu.

Setelah berwudu, para santri yang rata-rata berusia 6–7 tahun secara tertib mengambil saf dengan rapi.

Kali ini Junaidin berinisiatif melakukan azan Asar. Namun, speaker yang dipakai ternyata bermasalah. Setelah diperiksa, ada sambungan kabel yang terputus.

Mengeringkan tangan sebentar, Junaidin memasang kembali kabel itu dan azan pun bisa berkumandang.

Seusai salat, polisi yang bertugas di Polsek Rasanae Barat, Kota Bima, tersebut mengaku sengaja sampai sekarang masih fokus membantu di desa kampung halamannya tersebut.

BRIPKA Junaidin mendirikan sebuah pondok pesantren di Desa Songgela, Kota Bima. Para santri juga diajari ilmu hukum sederhana. Jika kelak ponpes

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News