Jadi Ini Alasan Duda dan Janda Menjamur di Bali

Jadi Ini Alasan Duda dan Janda Menjamur di Bali
ilustrasi. Foto: Baliexpressnews.com

jpnn.com - DENPASAR –Sekretaris HUT DPC Peradi Gusti Agung Dian Hendrawan mengakui, tingginya kasus perceraian di Bali bukan fenomena sepele. Sudah 2.483 warga Bali menjadi janda dan duda, dia mengatakan, ini adalah fenomena besar. Menurutnya, perkawinan dilakukan dalam sebuah janji suci. Bahkan, cenderung dengan biaya besar. Karena itu, ia menyesalkan sampai ada perceraian.

“Namun, kenapa sampai akhirnya dengan mudah muncul kata pisah. Padahal imbasnya cukup banyak, khususnya terhadap psikologi anak,” ujarnya.

 Apa kira – kira penyebabnya? Hendrawan mengatakan, ada faktor luar atau eksternal dan faktor internal yang menjadi penyebabnya. Seperti miskomunikasi antarpasangan, kondisi psikologis pasangan suami istri yang masih muda atau karena menikah terlalu muda. Ada juga karena masalah ekonomi, masalah perselingkuhan. Selain itu, juga lantaran adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sampai menjamurnya kafe remang-remang.

 “Perselingkuhan biasanya akan menyebabkan perselisihan, pertengkaran antar pasangan suami istri dan berujung pada kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga disebabkan keinginan dari suami yang ingin berpoligami, menjamurnya tempat hiburan malam macam kafe – kafe remang. Termasuk masalah ekonomi dan penyebab lain,”  tandasnya.(art/pit/mus/flo/jpnn)

 


DENPASAR –Sekretaris HUT DPC Peradi Gusti Agung Dian Hendrawan mengakui, tingginya kasus perceraian di Bali bukan fenomena sepele. Sudah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News