Curhat Seorang Sesama Jenis: Tuhan, Saya Ingin Sembuh!

Curhat Seorang Sesama Jenis: Tuhan, Saya Ingin Sembuh!
Curhat Seorang Sesama Jenis: Tuhan, Saya Ingin Sembuh!

jpnn.com - Bagi Lucky, kehidupannya sebagai seorang gay tentu memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi menjanjikan kenikmatan semu. Namun, di sisi lain memberikan kesedihan terdalam bagi batinnya.

Dengan menjadi gay, diakui itu sangat berperan bagi perjalanan karirnya hingga saat ini. Tapi, Lucky juga tak bisa bohong kalau dia kerap merasa ketakutan saat sedang sendirian. ”Saya takut kalau keluarga tahu. Pasti mereka malu dan mengusir saya,” katanya sembari menerawang.

Bukan tidak pernah Lucky mencoba keluar dari zona nyaman kehidupan gay, tapi lagi-lagi, atas dasar kebutuhan hidup dan kebiasaan, dia akhirnya kembali lagi ke komunitasnya. Dia sadar bahwa pilihan hidup dan orientasi seksualnya menyimpang. Tapi, kembali menjadi sembuh rasanya sangat berat sekali.

Apalagi, saat sekolah Lucky pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren yang setara SMP. ”Jadi saya tahu benar apa yang saya lakukan ini salah. Saya juga tahu kisah azab yang dijatuhkan Allah kepada umat Nabi Luth. Saya tahu itu, tapi gimana lagi mas? Saya sudah mencoba tapi saya nggak bisa,” ceritanya lantas terisak.

Pada malam-malam tertentu, Lucky yang pernah menjadi juara menggambar kaligrafi di sekolahnya tersebut mengaku khusyuk berdoa. ”Saya selalu menyebut dalam doa saya bahwa, ya Tuhan, saya ingin sembuh,” ujarnya.

Rasa bersalah itu semakin terasa saat dia pulang ke kampung halamannya di sebuah kabupaten di Jawa Timur. ”Terutama saat melihat ibu saya yang sudah tua dan tinggal sendiri di sana. Beliau selalu nanya, kamu ini sudah sukses. Sudah jadi orang, kok ya nggak kawin-kawin. Ibu kan ingin juga nimang cucu dari kamu,” kata Lucky menceritakan isi pertemuannya dengan sang ibunda.

Lucky kini berharap suatu saat nanti dia bertemu dengan seorang gadis baik hati yang mau menerima dia apa adanya. ”Tentu nggak bisa dalam waktu dekat. Tapi saya yakin, suatu saat saya menikah dan tidak lagi berhubungan dengan dunia ini lagi,” katanya menutup pembicaraan. (pda)   

Bagi Lucky, kehidupannya sebagai seorang gay tentu memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi menjanjikan kenikmatan semu. Namun, di sisi lain memberikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News