Tega, Cucu 16 Tahun Cekik dan Gorok Nenek Sendiri

Tega, Cucu 16 Tahun Cekik dan Gorok Nenek Sendiri
Penemuan jenazah Nenek Bersty yang dibunuh cucu sendiri. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - MALANG – Kasus pembunuhan Bertsy Susilowati, 91, warga Jalan Raya Bandulan No 4, Kecamatan Sukun, yang jasadnya ditemukan di sungai pada Senin pagi (22/2) akhirnya terkuak. Ternyata, korban dibunuh cucunya sendiri yang berinisial ASR, 16.

Kasus pembunuhan itu terkuak setelah polisi memeriksa secara maraton para penghuni rumah yang tinggal bersama korban. Yakni, Handi Sugeng (anak kandung korban) dan dua cucunya, yakni ASR dan Andika Kurniawan. Selama ini hanya Bersty yang tinggal di lantai bawah. Handi bersama dua anaknya, ASR dan Andika, menempati lantai 2.

Berdasar hasil pemeriksaan polisi, ASR-lah yang menghabisi korban. Pembunuhan yang terjadi pada Minggu malam lalu (21/2) itu tergolong sadis. Selain dicekik, leher korban digorok sang cucu yang masih kelas X SMA swasta di kawasan Klojen tersebut dengan menggunakan pisau dapur. Setelah itu, mayat korban dibuang dari jembatan Sungai Metro.

Pembunuhan itu bermotif dendam pelaku kepada korban. Sebab, ASR kerap dimarahi korban. Anak baru gede (ABG) itu merasa sebagai cucu yang tidak diinginkan.

Sumber koran ini di kepolisian menyebutkan, sejak awal Bertsy yang biasa disapa Mama Rusty tidak menyetujui pernikahan Handi, anak ketiganya, dengan ibu ASR. Karena itu, Bertsy tidak pernah menganggap dua anak Handi tersebut sebagai cucunya. Bahkan, Bertsy pernah meminta Handi membuang dua anak lelakinya tersebut.

''Bapak pelaku sudah pisah dengan ibunya. Dia tetap sayang kepada dua anaknya. Dia tidak tega saat diminta untuk mem­buang,'' ujar sumber tersebut. 

ASR menyimpan dendam kepada sang nenek. Akhirnya, dia melampiaskan dengan cara sadis pada Minggu malam lalu (21/2). Ratih, tetangga korban, menuturkan bahwa selama ini Bertsy dan cucunya tidak pernah akur. Terutama, dengan ASR. Apalagi, ASR baru tinggal bersama dengan Bertsy dua tahun belakangan. ''Dulu mereka ngontrak di luar sama ayahnya,'' ucapnya.

Ratih pernah melihat korban membuang sepeda angin milik ASR. Sebab, sepeda itu digeletakkan di teras rumah. ''Dibuang di tempat sampah,'' beber dia. (zuk/c2/abm/c4/dwi/flo/jpnn) 

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News