Daging Ilegal Masuk Lagi, Jokowi Harus Bersihkan DJBC

Daging Ilegal Masuk Lagi, Jokowi Harus Bersihkan DJBC
Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pegiat antikorupsi, Uchok Sky Khadafi mendesak Presiden Joko Widodo memberi perhatian serius pada kinerja jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan. Sebab, DJBC yang menjadi salah satu pintu pemasukan keuangan negara harus bersih dari patgulipat.

Pernyataan Uchok itu untuk menanggapi kasus masuknya ribuan ton daging sapi asal India yang disamarkan sebagai kulit olahan alias wet blue. Menurutnya, daging ilegal itu tak mungkin masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok tanpa adanya permainan antara jajaran DJBC dengan mafia.

Uchok mengatakan, selama ini daging asal Australia menguasai pasar di Indonesia. Karenanya ia menduga ada persaingan antar-mafia pangan dengan memasukkan daging asal India.

“Di sini memang ada persaingan atau perang dagang antara para mafia. Atau saat ini sedang perang mafia daging India melawan mafia daging Australia,” kata Uchok di Jakarta, Selasa (15/3).

Namun, bekas direktur investigasi dan advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) itu mengingatkan bahwa persoalannya bukan sekadar mafia pangan. Sebab, hal yang tak kalah penting adalah fungsi dan tugas DJBC untuk mengawasi lalu lintas barang yang masuk dan keluar daerah pabean, sekaligus memungut bea masuk dan keluar.

Karenanya Uchok mengaku tak setuju dengan pendapat agar DPR memanggil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dan jajaran DJBC untuk mengungkap masuknya daging ilegal asal India itu. Sebab, jika DJBC masih bermain maka sebaiknya ada tindakan tegas terhadap level pimpinannya.  “Akan lebih bagus DPR merekomendasikan agar Dirjen Bea Cukai dipecat saja,” cetus direktur Center for Budget Analysis (CBA) itu.

Sebelumnya kasus masuknya daging ilegal itu diungkap oleh anggota Komisi XI DPR M Misbakhun. Menurutnya, pada 6 Januari lalu ada daging ilegal asal India yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. Padahal, katanya, pemerintah baru berencana membuka keran impor daging sapi.

Misbakhun mengungkapkan, kejanggalan muncul karena adanya dugaan tentang petinggi DJBC memanipulasi dokumen masuknya daging ilegal itu. Menurutnya, sebenarnya petugas pemeriksa bea cukai Tanjung Priok sudah memastikan tujuh kontainer berpendingin itu memang daging.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News