Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...

Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...
Pak Putu, nakhoda kapal Borobudur saat dilantik menjadi Danlanal Sibolga, di Padang, Oktober 2014. Foto: Dok.TNI AL.

jpnn.com - DALAM keadaan nyaris karam dihoyak badai, Kapten Putu, sang nakhoda kapal mendengar suara adzan. "Makanya saya sekarang Islam," serunya.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Kapal Borobudur melanjutkan pelayaran. Menapak-tilasi Jalur Kayu Manis, rute perdagangan nenek moyang orang Indonesia di zaman sebelum hingga awal-awal Masehi.

Setelah mengampuh 26 hari pelayaran dari Jakarta-Pelabuhan Seychelles, rute selanjutnya ke Madagaskar. 

Menurut I Gusti Putu Ngurah Sedana, nakhoda kapal Borobudur, rute ini berat. Angin sering mati. Sementara, kapal layar bergantung pada angin.

Kalau sudah begini, Muhammad Abdu turun ke gelanggang. Dalam bahasa Bajo, diajaknya angin bicara. Dipanggilnya angin untuk datang menolong.  

Meski angin benar-benar datang, apa yang dilakukan Abdu disindir-sindir para pelaut asing di kapal itu.

Aha! Pelaut bule yang tak pernah lepas dari peta dan kompas itu belum paham, bahwa orang Bajo bisa mendeteksi angin dengan daun telinganya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News