Kejar Swasembada Pangan, tapi Lahan Pertanian Desa Menyusut

Kejar Swasembada Pangan, tapi Lahan Pertanian Desa Menyusut
Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Desa terus menyoroti permasalahan lahan pertanian yang ada di desa. Hal itu disebabkan minimnya manfaat untuk kesejahteraan desa.

Padahal, kebanyakan lahan tersebut sebenarnya terletak di kawasan pedesaan. Karena itu, mereka terus berusaha untuk meningkatkan peran desa dalam industri pertanian di Indonesia.

Direktur Jenderal Pembanguan dan Pemberdayaan Masyrakat Desa (Dirjen PPMD) Kemendes PDTT Ahmad Erani Yustika mengatakan, saat ini kondisi terkait lahan pertanian di pedesaan memang memperihatikan. Pasalnya, lahan-lahan tersebut terus menyusut seiring karena dialihfungsikan atau beralih kepemilikan ke pengusaha.

Hal tersebut berakibat terhadap semakin kecilnya aset pertanian yang dimiliki oleh masyarakat perdesaan. Padahal, lahan merupakan aset produktif penting desa.

“Sekitar 368 ribu desa masih mengandalkan pertanian sebagai aktivitas ekonomi utama. Namun, ketergantungan itu tidak sebanding dengan aset yang dimiliki. Sebab, setengah dari pemilik lahan pertanian desa mengaku hanya memiliki 0,25 hektare,” ujarnya di Jakarta, Minggu (27/3).

Menurutnya, kondisi itu sangat memprihatinkan. Apalagi, lahan pertanian di Indonesia secara umum terus menyusut menjadi 7,1 juta hektar saja. Padahal, luas lahan  sawah ideal agar pemerintah bisa dekat dengan swasembada pangan adalah 15 juta hektar.

Karena itu, dia berharap ada upaya yang terintergasi untuk kembali menguatkan lahan pertanian di desa. Hal tersebut diakui juga bisa mengatasi jumlah penduduk desa miskin yang mencapai 17,94 juta jiwa.

Dari pihak internal sendiri, Erani mengaku sudah menciptakan beberapa desa agraria percontohan. Dia pun juga mendorong pembuatan BUMDes yang bisa memotong jalur distribusi yang penuh calo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News