Apes! Ngaku Pasukan Elit Yon Taifib, Malah Ketemu Intel Marinir

Apes! Ngaku Pasukan Elit Yon Taifib, Malah Ketemu Intel Marinir
ABAL-ABAL: Dolfy (kiri) ketika diinterogasi petugas kemarin. FOTO: JAWA POS RADAR MOJOKERTO

jpnn.com - MOJOKERTO – Berbekal potongan rambut cepak dan seragam doreng, Dolfy Dolly Malla mengaku sebagai Marinir berpangkat kapten. Padahal, warga Kelurahan Baukana, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, adalah guru karate. Identitas palsu pria 39 tahun itu baru terbongkar ketika mengunjungi anak didik karatenya di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Sabtu (2/4).

Di saat yang sama, ada salah seorang teman ayah anak didiknya yang merupakan anggota Den Intel Marinir. Sial bagi Dolfy, pertemuan tersebut membuat kedoknya terungkap. 

Tanpa kesulitan, Dolfy yang sudah menjadi incaran Anggota Den Intel Marinir sejak 2 tahun terakhir langsung diringkus, lalu dibawa ke Sub Garnisun III Mojokerto.

’’Pelaku ternyata sudah lama diincar Den Intel Marinir. Ketika bertemu, anggota langsung menangkap pelaku, lalu menyerahkan ke Sub Garnisun Mojokerto,’’ ungkap Komandan Sub Garnisun III Mojokerto Letkol Inf Djohan Darmawan saat dikonfirmasi kemarin (3/4).

Dalam pemeriksaan, pria yang biasa melatih karate di Asrama Korem 082 Cikaran tersebut mengaku, dirinya menyamar sebagai anggota Marinir untuk memikat perempuan pujaannya. Hingga dua tahun penyamaran, edok Dolfy dibilang aman. Kepada perempuan yang kini telah menjadi istri sirinya itu, Dolfy mengaku sebagai anggota Marinir berpangkat kapten yang dinas di Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) Surabaya.

’’Yang jelas pihak perempuan tertipu karena sejak perkenalan dari Facebook, yang bersangkutan mengaku anggota TNI berpangkat kapten. Itu bertujuan mengelabui pihak perempuan agar bisa dinikahi secara siri dan ada tinggal,’’ ungkap dia.

Berdasar hasil penggeledahan petugas di rumah pelaku, ditemukan berbagai jenis atribut militer. Misalnya, pakaian doreng lengkap, sepatu PDL, baret Marinir, sarung tinju, 3 bilah sajam, paspor pelaut, sepatu ALRI, topi Koarmatim, dan 40 butir peluru karet. 

Menurut pengakuannya, pelaku mendapatkan berbagai jenis atribut tersebut dari Pasar Turi Surabaya. ’’Sementara itu, keberadaan peluru karet, petugas masih memburu keterangan lebih lanjut,’’ ucap Djohan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News