Siapkan Belasan Embung di Lereng Merapi demi Petani

Siapkan Belasan Embung di Lereng Merapi demi Petani
Salah satu embung yang akan digunakan sarana irigasi bagi petani di Boyolali. Foto: Radar Solo/JPG

jpnn.com - BOYOLALI – Ini kabar gembira bagi petani di lereng Gunung Merapi yang setiap musim kemarau mengalami kesulitan air. Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Dispertanbunhut) Boyolali berencana membangun belasan embung mini atau kolam untuk menampung air.

Sebagaimana diberitakan Radar Solo, Dispertanbunhut akan  membangun  14 embung mini yang di Kecamatan Selo, Cepogo dan Musuk. Rinciannya,  8 embung berkapasitas 500 meter kubik  dan 6 embung berkapasitas 1000 meter kubik.

Kepala Dispertanbunhut Boyolali, Bambang Purwadi mengungkapkan, pembangunan embung mini itu untuk pengairan tanaman hortikultura di kawasan lereng Merapi. Hal itu untuk mendukung pertanian di sejumlah wilayah Boyolali yang kesulitan air di musim kemarau.

“Untuk embung dengan kapasitas 500 meter kubik alokasi anggarannya sekitar Rp 100 jutaan. Sedang untuk embung dengan kapasitas 250 meter kubik alokasi anggarannya sekitar Rp 250 juta,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, salah satu embung yang akan dibuat berada di kawasan kompleks perkantoran Pemkab Boyolali. Hal itu demi mendukung pertanian dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia, sekaligus Kongres Pangan oleh FAO pada 14-17 Oktober nanti.

Untuk itu, kawasan kompleks perkantoran Pemkab Boyolali akan disulap menjadi  areal pertanian dengan berbagai jenis tanaman pangan. “Embung ini akan dibangun di utara monumen Jenderal Sudirman. Sehingga areal pertanian di sisi timur dapat teraliri air dari embung,” jelas Bambang.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Boyolali, Juwaris menyatakan, pihaknya menyiapkan lahan sekitar 16 hektare untuk persiapan penanaman pertanian jelang Kongres Pangan nanti.  Belasan hektar lahan itu akan ditanami dengan berbagai jenis tanaman pangan. Yakni padi, jagung, kedelai, pepaya, dan berbagai jenis sayur-sayuran dan lain sebagainya.

“Sistem tanam yang digunakan juga sudah modern. Karena memang lahan disini (kompleks perkantoran, Red) bukan lahan basah untuk padi,” tandas Juwaris.(wid/edy/jpg/ara/jpnn)


BOYOLALI – Ini kabar gembira bagi petani di lereng Gunung Merapi yang setiap musim kemarau mengalami kesulitan air. Dinas Pertanian Kehutanan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News