Nahas, 100 orang Tewas di Pesta Kembang Api

Nahas, 100 orang Tewas di Pesta Kembang Api
Kebakaran akibat pesta kembang api di Kerala, India. Foto: youtube

jpnn.com - NEW DELHI – Festival kembang api yang digelar di Distrik Kollam, Negara Bagian Kerala, India, berakhir petaka, Minggu (10/4). Kembang api yang dinyalakan di Kuil Puttingal Devi meledak dan mengakibatkan kebakaran. Sebagian bangunan kuil ambruk.

 Setidaknya lebih dari 100 orang harus kehilangan nyawa dan lebih dari 280 orang lainnya menderita luka-luka akibat peristiwa nahas itu.

''Kebakaran kuil di Kollam tersebut mengiris hati dan sangat mengejutkan,'' tulis Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di akun Twitter-nya. Dia menyatakan ikut berbela sungkawa terhadap keluarga korban yang meninggal.

Modi tidak tinggal diam. Dia langsung menuju Kollam dengan membawa tim dokter untuk memberikan bala bantuan. Modi menjanjikan santunan 200 ribu rupee (Rp 39,4 juta) untuk korban meninggal dan 50 ribu rupee (Rp 9,8 juta) untuk korban luka.

Kejadian nahas itu bermula saat Kuil Puttingal Devi merayakan tahun baru Hindu. Pihak kuil sejak awal memang berencana menyalakan kembang api besar-besaran. Hanya, izin untuk menyalakan kembang api tersebut sudah ditolak pihak berwenang dengan alasan keselamatan. Namun, penyelenggara tidak menggubris. Festival kembang api untuk perayaan tersebut tetap dilangsungkan. Penduduk Kollam dan sekitarnya berbondong-bondong memenuhi kuil tertua di Kerala tersebut. Jumlahnya mencapai ribuan orang.

Kembang api menyala sejak tengah malam. Awalnya, semua berjalan baik-baik saja. Namun, malang tidak bisa ditolak. Apa yang ditakutkan akhirnya terjadi. Diduga, percikan kembang api mengenai sebuah gudang tempat penyimpanan kembang api yang belum disulut. Pukul 3.15 terjadi ledakan yang memicu kebakaran hebat. Bahkan, sebagian area kuil ambruk.

Pemadam kebakaran berjuang memadamkan api secepat-cepatnya dan menyelamatkan korban yang terjebak reruntuhan. Menjelang pagi, kuil tersebut dipenuhi orang-orang yang mencari sanak keluarganya. Tim penyelamat menggunakan buldoser untuk mengangkat reruntuhan dan mencari korban yang terjebak.

Mayoritas korban menderita luka bakar cukup serius. Karena itu, tim dokter spesialis diterjunkan khusus dari New Delhi bersamaan dengan kunjungan Modi. Pihak angkatan laut dan angkatan udara juga mengirimkan helikopter untuk mengevakuasi korban yang menderita luka parah.

''Korban luka dibawa ke berbagai rumah sakit. Saat ini kami fokus menyediakan perawatan terbaik bagi korban luka,'' ujar Menteri Besar Kerala (setera Gubernur Red) Oommen Chandy.

Kepala dokter di Rumah Sakit Thiruvananthapuram Medical College D. Mohandas mengungkapkan, luka sebagian besar korban yang dikirim sangat parah. Mereka harus menjalani amputasi anggota tubuhnya yang tidak bisa diselamatkan. ''Banyak yang mengalami luka bakar di atas 50 persen dan kondisi sebagian di antaranya cukup serius,'' jelasnya. Sementara itu, korban tewas rata-rata dalam kondisi terbakar parah dan sulit dikenali. Mereka akan melakukan tes DNA satu per satu untuk menentukan identitas jasad tersebut.

Pemerintah Kerala telah memerintahkan penyelidikan awal untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran itu. Anggota Parlemen Kerala N.K. Premachandran menuturkan, api muncul setelah ada kompetisi kembang api dari dua kelompok. Salah satu kembang api tidak terlontar ke atas, tetapi malah mendarat di gudang tempat penyimpanan kembang api.

''Untungnya, hal ini terjadi setelah 75 persen kembang api telah digunakan. Jika tidak, korban jiwa bisa jauh lebih banyak,'' ungkap Premachandran. (AFP/Reuters/BBC/sha/ami/flo/jpnn)

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News