Petani Temukan Tengkorak, Ternyata Spektakuler

Petani Temukan Tengkorak, Ternyata Spektakuler
Fosil manusia purba yang ditemukan petani bernama Setu Wiryorejo yang kini menjadi koleksi terbaru BPSMP Sangrian, Sragen, Jawa Tengah. Foto: Ahmad Khairuddin/Radar Solo/JPG

jpnn.com - SRAGEN – Seorang petani di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen yang bernama Setu Wiryorejo menemukan tempurung kepala manusia di kawasan Sangiran. Dari hasil identifikasi, tempurung itu ternyata fosil manusia purba jenis homo erectus.

Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sukronedi mengatakan, sebenarnya Setu menemukan tempurung itu  pada 6 Februari lalu. Tempurung kepala itu lantas diteliti oleh paleoantropologis dr. Harry Widianto.

”Ketika sedang bekerja menggarap sawah, Setu Wiryorejo menemukan fosil ini. Dari penemuan tersebut menjadi hal yang menarik bagi dr. Harry Widianto sebagai ahli paleoantropologi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam,” ujarnya kemarin (18/4).

Praktis tengkorak yang ditemukan di Kalibojong, Desa Manyarejo itu menjadi koleksi terbaru BPSMP) Sangiran. Sukronedi menjelaskan, fosil tengkorak homo erectus yang ditemukan Setu itu merupakan jenis arkaik. Tipe arkaik merupakan homo erectus yang paling tua, atau hidup antara 1 juta hingga 1,5 juta tahun  lalu.

Temuan itu pun baru dipublikasikan karena harus diteliti dulu kondisi dan keasliannya.  Penelitian itu cukup menggemparkan. Sebab, tempurung purba yang terakhir kali ditemukan di daerah Sangiran adalah pada 1969.

Sedangkan fosil tempurung kepala yang ditemukan Setu itu berukuran panjang 14 sentimeter, lebar 12 sentimeter, dan tinggi 10 sentimeter. Ukurannya lebih kecil sekitar 3/4 dibanding homo sapiens atau manusia saat ini.

Tempurung kepala yang lebih kecil memengaruhi volume otak, yang berarti berdampak pada tingkat kecerdasan manusia purba itu. Untuk penemuan fosil flora dan fauna saat ini sudah mencapai 40 ribuan, namun untuk bagian manusia baru 100 bagian.

Staf Penelitian dan Laboratorium BPSMP Sangiran, Widiono mengaku terjun ke lapangan untuk mengambil fosil tersebut pada 6 Februari sekitar pukul 12.30. Selanjutnya tengkorak segera diamankan di kantor BPSMP Sangiran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News