BP2KP: Revitalisasi KAA

BP2KP: Revitalisasi KAA
ILUSTRASI. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - YOGYAKARTA – Sejak akhir tahun 2014, BP2KP melakukan revitalisasi Klinik Konsultasi Agribisnis (KKA) dengan melakukan perbaikan sistem dan standar pelayanan, kepastian pelayanan menyangkut persyaratan, biaya, dan waktu penyelesaian, dan kompetensi petugas. Penyuluhan di kecamatan dan desa dilakukan dengan memetakan potensi pertanian dan pemberdayaan masyarakat.

Pelayanan KKA diberikan dalam bentuk pelatihan, pemagangan, pengembangan jejaring, dan inkubator agribisnis. Prosedur KKA meliputi konsultasi di tingkat kecamatan, pencatatan permasalahan, konsultasi didukung informasi berupa perpustakaan, ruang display, atau kebun percontohan, dan pendampingan bisnis pertanian.

Kepala (BP2KP) Kabupaten Gunung Kidul I Ketut Santosa mengatakan kegiatan agribisnis Gunung Kidul didominasi oleh petani dengan proporsi 54,41 persen dari total jumlah penduduk, dengan total luas lahan 148.536 ha. Sekitar 75,43 persen petani atau sekitar 125.415 rumah tangga merupakan petani gurem, yaitu petani yang memiliki luas lahan kurang dari 5.000 m2.

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunung Kidul membantu para petani gurem untuk meningkatkan produktivitas melalui Klinik Konsultasi Agribisnis (KKA).

“Tapi  pada tahap awal masih bersifat konvensional, yakni tatap muka petugas dengan petani dan kelompok tani dan bersifat top down. Kontribusi kegiatan ini belum dirasakan manfaatnya oleh petani/kelompok tani untuk meningkatkan produktivitasnya,” ujar Kepala (BP2KP) Kabupaten Gunung Kidul I Ketut Santosa saat mendampingi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (19/4).

Sebelum adanya inovasi, kata dia, petani dan kelompok tani tidak mendapat sarana konsultasi yang memadai tentang bisnis pertanian. Dengan adanya inovasi, mereka memperoleh pendampingan untuk meningkatkan bisnis pertanian,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini permasalahan agribisnis pertanian, perikanan, dan kehutanan telah mendapat bantuan konsultasi dan pembinaan. Konsultasi dihadiri rata-rata 288 peserta, 16 penyuluhan per bulan dengan 116 penyuluh dan 1.856 penerima penyuluhan. “Hasilnya, terjalin kerja sama antar pemangku kepentingan dan kemampuan petani dan hasil panen meningkat,” ujarnya seperti siaran pers Humas KemenPAN-RB diterima di Jakarta, Selasa (19/4).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News