Geser Pintu Perdagangan ke Indonesia Timur

Geser Pintu Perdagangan ke Indonesia Timur
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki saat berkunjung ke Graha Pena Jawa Pos Group, Jakarta, Rabu (20/4). Kunjungan dalam rangka dialog dengan pimpinan redaksi Jawa Pos Group mengenai program pemerintah di bidang perhubungan. Foto: RICARDO/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo terus memacu pembangunan infrastruktur di sektor perhubungan. Salah satu tujuannya adalah mengatasi ketertinggalan di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di timur Indonesia.

Untuk membahas hal tersebut, Rabu (19/4), Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menggelar diskusi dengan awak media Jawa Pos Group di Gedung Graha Pena Jakarta. 

Selain Teten dan Jonan, salah satu yang hadir adalah Direktur Operasional PT Pelni  (Persero) Harry Budiharto dan perwakilan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat juga turut hadir dalam diskusi tersebut. 

Salah satu yang disorot Teten adalah selama ini mayoritas perdagangan, baik ekspor maupun impor selalu menggunakan pintu di barat Indonesia. Seperti Jawa dan Sumatera. 

Nah, kata dia, pemerintahan Joko Widodo ini bertekat untuk menggeser pintu perdagangan. “Yang jelas, kami akan menggeser pintu itu  ke Indonesia timur,” kata Teten.

Menurutnya, selama ini upaya untuk kawasan timur sebagai pintu masuk perdagangan belum menunjukkan hasil. Sebab, syarat untuk mencapat target itu belum dikembangkan. 

Antara lain, pelabuhan yang siap untuk menampung kapal-kapal pengangkut, kapal yang melayani trayek secara reguler, serta infrastruktur pendukung lainnya. "Di sinilah peran strategis tol laut sebagai pilar transportasi," ujar Teten. (jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News