Perkuat Arsitektur Nusantara, Gunakan Identitas Lokal

Perkuat Arsitektur Nusantara, Gunakan Identitas Lokal
Rumah-rumah ada di Nusantara diyakini memiliki daya tarik memikat wisatawan asing, seperti rumah adat Batak ini. Foto: indonesia.travel

jpnn.com - SATU lagi oleh-oleh perjalanan Menpar Arief Yahya dari Negeri Tirai Bambu Tiongkok. Kali ini terkait social development, bagaimana membuat masyarakat memperkuat kembali identitas budaya lokal dengan arsitektur nursantara. Semua rumah, ukuran berapapun, di kawasan itu harus punya ornamen yang menjadi simbol keaslian daerah.

Pemikiran itu muncul tatkala Menpar Arief Yahya melakukan perjalanan darat dari Stasiun Huangshan menuju ke Hongcun Village, sebuah kampung tua berumur 400-500 tahun, yang sudah tercatat oleh The World Cultural Heritage Site UNESCO tahun 2000. 

Kampung tua yang lebih cocok disebut desa wisata ini mengandalkan budaya kehidupan keseharian masyarakat di sana. Tidak ada bangunan yang diubah, arsitekturnya lama, bentuknya kuno, hanya interiornya yang dibuat lebih bersih, lebih cantik.

Bahan-bahan materialnya juga masih original, yang pernah menjadi saksi kepemimpinan Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Saluran airnya masih tradisional, kecil-kecil tetapi mengalir, bermuara ke kolam besar, yang oleh warga dijuluki Danau Nanhu. 

Danau yang dibangun 1607, banyak pepohonan tua yang mengelilingi, dan ada track memotong danau di tengah. Dari situ bisa masuk ke gang-gang kampung selebar 1,5 meter itu. Ada sekitar 140 rumah heritage asli dan dilindungi, yang dijadikan café dan tempat penjualan souvenir.

Sepintas, tidak ada yang istimewa dari dewa wisata yang lokasinya dilewati jika hendak menempuh perjalanan jauh di Yellow Mountain, Gunung Avatar itu. Tidak ada strong points, yang menarik, atau mengundang minat untuk tinggal beberapa hari di situ. Jika tidak disentuh oleh sutradara film Lee Ang, yang merancang film Wo Hu Cang Long (Crouching Tiger Hidden Dragon) di sana, mungkin tidak sepopuler sekarang.

Berkat film yang memenangi Academy Awards ke-73, sebagai Best Foreign Film, Best Original Score, Best Cinematography, and Best Art/Set Direction itu, desa wisata itu kaya dengan cerita. Film itu kuat mengendorse Desa Hongcun menjadi seperti sekarang ini.

Tetapi bagi Menpar Arief Yahya, ada satu hal lagi yang perlu dicontoh dari Negeri Tembok China itu. Yakni ornamen dragon atau dua naga dengan kepala saling berhadapan di atas atap luar rumah-rumah warga. Semua rumah, tidak terkecuali, mau kecil, besar, lama, baru, modern, tradisional, menggunakan ornamen itu. Lalu, tembok bagian atasnya selalu ditutup dengan genting, yang ujung depan belakangnya selalu ada lekukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News