Perempuan Bukan Penonton

Perempuan Bukan Penonton
Johana AB Arwam. Foto: dok/Radar Timika

jpnn.com - JOHANA AB Arwam, bukan wanita yang berkebaya sutra, bersanggul indah, berhias emas intan permata, bersepatu kaca, yang hanya duduk cantik bergosip sana-sini. Wanita Papua yang satu ini, sosok yang penuh keyakinan bahwa perempuan juga bisa dan mampu berkarya di berbagai bidang dalam kehidupan.

Tanggal 21 April hari ini, diperingati sebagai Hari Kartini. Hari dimana seorang tokoh pejuang kaum perempuan, Raden Ajeng (RA) Kartini dilahirkan. Bagi Johana, sosok Kartini tak terlepas dari emansipasi wanita yang saat ini telah merambah di berbagai sisi kehidupan. 

"Bicara masalah gender saat ini laki-laki dan perempuan sudah sejajar. Tinggal bagaimana pengambil kebijakan bisa memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkarya,” kata Johana, seperti dikutip dari Radar Timika, Kamis (21/4).

Mantan Kepala Distrik Mimika Baru sejak 2014 sampai April 2016 ini, meyakini seorang perempuan juga mampu memegang peranan penting. Bahkan jabatan politik pemerintahan tidak jauh dari peran perempuan. Baik dalam perannya sebagai kepala desa, bupati, anggota legislatif, eksekutif, bahkan lembaga yudikatif sebagai hakim. 

Lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih (Uncen) ini memiliki mimpi sangat besar, untuk bagaimana menjadikan seorang perempuan berperan sangat penting, membuat keluarga sejahtera, dan mandiri. Peran itu tidak hanya dalam lingkup keluarga, namun juga di lingkungan sekitarnya. 

“Kami tidak melakukan sesuatu hanya karena keinginan semata-mata. Karena perempuan itu selalu melakukan sesuatu dengan hati nurani, peka, teliti dan sangat hati-hati,” tuturnya. 

Johana banyak melihat peluang justru dari hal-hal kecil. Iapun memberikan contoh untuk membangun kreativitas masyarakat seperti membuat green house, menanam sayuran, dan lainnya. Dengan harapan, contoh itu dapat memberi motivasi kepada masyarakat bisa berkarya. Khususnya kaum perempuan dan ibu rumah tangga. 

“Hal-hal kecil yang dibuat ini merupakan cara untuk memotivasi kaum perempuan di lingkup ibu rumah tangga. Artinya, seorang ibu bisa ikut berperan aktif dalam keluarga, tidak hanya menjadi penonton. Harus ada kemauan. Tidak bisa kita perempuan hanya menonton, lalu membuang waktu secara percuma,” ujarnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News