Di ICAPP, Cak Imin Bicara Demokrasi Indonesia Pasca-Orba

Di ICAPP, Cak Imin Bicara Demokrasi Indonesia Pasca-Orba
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa Indonesia dengan cepat belajar demokrasi sejak jatuhnya era kepemimpinan Presiden Soeharto pada 1998.

Ini disampaikan mantan menteri era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akrab disapa Cak Imin, dalam forum International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) di kompleks Parlemen Jakarta, Sabtu (23/4).

"Pegalaman Indonesia yang cepat melaksanakan demokrasi sejak 1998 diawali oleh jatuhnya rezim Soeharto. Gairah demokrasi begitu luar biasa memunculkan harapan besar akan pentingnya demokrasi," kata Cak Imin di hadapan delegasi partai politik negara-negara Asis, Afrika dan Amerika Latin.

Pascaberakhirnya rezim Soeharto, semangat parpol yang selama 35 tahun tidak tumbuh berubah menjadi euforia karena semua bisa mendirikan parpol. Sampai-sampai ketika itu jumlah parpol menjamur karena bisa didirikan oleh kelompok.

Parpol menurutnya menjadi sarana aspirasi untuk menyerap perbedaan di masyarakat. Sisi keberhasilan demokrasi 10 tahun belakangan ditandai dengan tingkat partisipasi masyarakat, sehingga siapa yang dicintai bisa menjadi pemimpin.

"Di situ era baru dan pada akhirnya parpol bisa merekrut pemimpin. Misalnya Jokowi bisa jadi presiden. Sisi positif lainnya hadirnya sistem keterbukaan dan partispasi jadi kematangan," ujarnya.

Ia juga tidak memungkiri ada sisi negatif yang dirasakan dalam perkembangan demokrasi. Adanya euforia membuat persaingan terbuka di berbagai sektor. Salah satunya politik uang. Namun hal ini mulai diatasi dengan perbaikan sistem perundang-undangan yang tegas dan menutup celah politik uang.

Poinnya, dalam pidatonya di forum ICAPP, Cak Imin merekomendasikan perlunya penguatan parpol sebagai pilar demokrasi serta sumber rekrutmen pemimpin baik di eksekutif maupun legislatif.(fat/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News