Mau di Solo saat Ramadan? Siap-Siap Saja Kepanasan

Mau di Solo saat Ramadan? Siap-Siap Saja Kepanasan
Foto/ilustrasi: realtyroundup.com

jpnn.com - SOLO – Beberapa hari terakhir ini suhu di wilayah Solo dan sekitarnya saat siang maupun malam hari. Penyebabnya adalah masuknya masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Jawa Tengah, suhu udara bakal terus meningkat hingga awal Juni mendatang atau saat Bulan Ramadan. Menurut prakirawan BMKG Jateng, Asyik, perubahan suhu saat ini merupakan hal yang wajar.

Ia menjelaskan, hampir seluruh daerah di Jawa Tengah mengalami suhu cukup tinggi pada siang hari disertai hujan pada sore dan malam hari. “Kita memasuki masa transisi sehingga terkadang panas kemudian hujan,” ujarnya seperti dikutip Radar Solo.

Merujuk pada catatan BMKG, pada Senin (25/4) hingga selasa (26/4) pukul 07.00, suhu udara kota Solo di angka 25- 33 derajat celcius. Kondisi itu  hampir merata di enam wilayah kks Karesidenan Surakarta.

Tak hanya perubahan suhu, masa peralihan musim juga diprediksi bakal disertai petir dan angin kencang dari arah timur menuju tenggara dan hampir ke selatan. Angin itu membawa udara kering yang akan membawa efek suhu semakin panas.

Asyik menambahkan, hal yang perlu diwaspadai masyarakat adalah perubahan cuaca drastis di Mei katena memasuki musim kemarau yang mengakibatkan suhu udara terus meningkat. Karenanya meski belum memasuki puncak kemarau, pada Ramadan atau awal Juni nanti suhu udara mencapai 32-33 derajat celcius.

“Juni hingga awal Juli udaranya panas, tapi belum puncaknya,” terang Ayik.

Ia menjelaskan, suhu semakin meningkat menjelang Lebaran menyusul puncak musim kemarau. BMKG memprediksi puncak kemarau jatuh akhir Juli hingga awal Agustus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News