Siapkan Gempuran Besar untuk Habisi Abu Sayyaf

Siapkan Gempuran Besar untuk Habisi Abu Sayyaf
Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com - MANILA – Presiden Filipina Benigno Aquino III alias Noynoy meradang, menyikapi kekejian kelompok militan Abu Sayyaf yang mengeksekusi sandera asal Kanada, John Ridsdel.

Kemarin (27/4) pemimpin 56 tahun tersebut menjanjikan aksi militer besar-besaran untuk melibas kelompok militan yang bersarang di Kota Jolo, Provinsi Sulu, itu.

Dalam pernyataan resminya, Noynoy menuturkan bahwa aksi militer menjadi cara paling ampuh untuk menetralkan alias membasmi Abu Sayyaf.

 ”Jelas akan jatuh korban jiwa. Tapi, itu yang harus kita lakukan untuk menghentikan aksi kriminal ASG (kelompok Abu Sayyaf, Red),” tandas presiden yang masih berstatus lajang tersebut. Namun, Noynoy tidak menuliskan kapan aksi militer itu diluncurkan.

Selain Ridsdel yang kepalanya dilemparkan ke halaman Balai Kota Jolo sekitar lima jam setelah tenggat penebusan berakhir, Abu Sayyaf masih punya sekitar 20 sandera. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Kanada, Belanda, dan Norwegia. Kepada para sandera itu pun, Abu Sayyaf telah menetapkan batas waktu pembayaran uang tebusan. 

”Aksi pembunuhan ini adalah teror bagi seluruh warga Filipina. Abu Sayyaf pikir bisa membuat kita semua gentar dengan cara ini. Tapi sebaliknya, kita malah semakin mantap untuk menegakkan hukum dan keadilan atas mereka,” lanjut Noynoy. 

Saat ini aksi militer menjadi opsi mendesak yang harus segera dilancarkan untuk menghentikan kekejian Abu Sayyaf. 

Dalam pernyataan tertulisnya, Noynoy mengatakan bahwa pemerintah Filipina sudah beberapa kali menawarkan perdamaian. Bukan hanya kepada Abu Sayyaf, pemerintahan Noynoy juga selalu terbuka untuk berdialog damai dengan kelompok-kelompok militan Filipina lainnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News