Operasi Ani, Pria yang Terjebak di Tubuh Wanita

Operasi Ani, Pria yang Terjebak di Tubuh Wanita
Ani, remaja penyandang hipospadia atau kelainan bentuk kelamin menjalani operasi rekonstruksi di RSUD dr Soetomo. Foto: Jawa Pos/Radar Surabaya

jpnn.com - SURABAYA – Ani Khasanah¸ remaja penyandang hipospadia atau kelainan bentuk kelamin  menjalani operasi rekonstruksi di RSUD dr Soetomo.Ini operasi pertamanya. Setelah menjalani ini, identitas Ani sebagai perempuan akan ditinggalkan. Ia akan menjadi sosok pria bernama Anang.

Ani sejatinya memang laki-laki. Sejak lahir dia menyandang hipospadia dengan bentuk penis bengkok ke dalam. Dia pun diberi identitas sebagai perempuan. Bahkan, hingga sekarang, di SMP 2 Semen, Kediri, Ani masih beridentitas perempuan. Jadilah Ani sebagai cowok yang terjebak dalam tubuh cewek.

Kepedulian teman-teman dan guru pembimbinglah yang mengantarkan Ani untuk menuntut kodratnya. Sejak Oktober 2015, dia mulai menjalani pemeriksaan di RSUD dr Soetomo. Kemarin bisa jadi puncak penantian Ani. Menjalani operasi yang membuatnya benar-benar menjadi laki-laki.

Proses operasi, mulai pindah ruangan sampai fase pemulihan, berlangsung lebih dari sepuluh jam. Ani bersiap operasi sejak pukul 06.00. Tindakan bedah itu berakhir pada pukul 16.10. Setelah operasi, Ani tampak masih lemas.

"Panas," ujarnya sambil menunjuk ke arah kelaminnya yang habis dioperasi. Ani kemarin memang belum bisa banyak bicara. Sebab, dua gigi atasnya dicabut tim dokter. Gigi remaja 16 tahun itu keropos. Kalau dibiarkan, dokter khawatir menimbulkan luka selama operasi.

Bagi Ani, persiapan operasi itu terbilang mendadak. Pemberitahuan jadwal operasi disampaikan dokter pada Rabu sore. Dia tidak boleh lagi makan dan minum setelah pukul 03.00. Meski mendadak, Ani mengaku siap. "Hanya sedikit ngeri pada jarum suntik," ujarnya.

Surat persetujuan operasi pun diurus sejak Rabu malam. Sang kakak, Lilik Alfiah, menjadi wakil keluarga yang membubuhkan tanda tangan. Bukti bahwa keluarga menyetujui segala konsekuensi tindak pembedahan.

Ani mengatakan, dokter memberi tahu bahwa operasinya tidak hanya sekali. Tindakan pembedahan akan dilakukan beberapa kali secara bertahap. Namun, remaja beridentitas perempuan yang tidak pernah menstruasi itu memgaku tidak masalah. "Yang penting, bisa operasi saja sudah gembira," ujarnya.

Setelah operasi, Ani dibawa kembali ke ruang rawat inap Dahlia. Infus masih terpasang di lengannya. Untuk pipis, terpasang kateter di pinggir ranjang.
Ani sudah menunggu jadwal operasi itu sejak tujuh bulan lalu. Setelah bolak-balik ke rumah sakit, Ani akhirnya mendapat kamar rawat inap pada Sabtu (16/4). Setiap hari sebelum operasi, dokter yang menjenguk selalu mengingatkan remaja kelahiran 13 Oktober 1999 tersebut untuk bersabar. "Ngomongi sing sabar. Nunggu dokternya yang ahli," kata Ani menirukan dokter.

Selama ini Ani memang sering pergi pulang dari rumahnya di Desa Selopanggun, Kediri, menuju RSUD dr Soetomo. Dengan segala keterbatasan, bersama sang ibunda, dia menjalani proses pemeriksaan berkali-kali. Setelah operasi nanti, Ani ingin segera kembali sekolah. "Ketinggalan akeh ngko gak munggah," ucapnya.

Operasi hari ini sebenarnya terasa kurang lengkap bagi Ani. Sang ayah, Setu, tidak bisa ikut menemani. Setu masih sakit sehingga tidak bisa ikut ke Surabaya. "Bapak SMS, mugo-mugo selamet," ungkap Ani. Meski demikian, Ani merasa beruntung masih ditemani ibundanya, Tutik. "Alhamdulillah, operasinya lancar," ujar perempuan 50 tahun itu.

Setelah operasi, dia mengaku sudah menyiapkan nama bagi Ani. Awalnya, Anang Priambodo. Namun, nama akhir itu akan berubah menjadi Soetomo. Nama lengkapnya nanti Anang Soetomo. "Soetomo pengingat tempat operasinya," ungkap Lilik. (nir/c6/fat/flo/jpnn)

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News