AWAS! Ini Lampu Merah bagi Indonesia

AWAS! Ini Lampu Merah bagi Indonesia
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin saat menghadiri memberi pengantar sosialisasi Empat Pilar MPR RI d di Pendopo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (29/4). FOTO: Humas MPR RI

jpnn.com - BOYOLALI – Wakil Ketua MPR RI Mahyudin memberi pengantar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di depan kelompok petani dan peternak yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Boyolali serta organisasi masyarakat, pelajar dan mahasiswa, di Pendopo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (29/4).

Sosialisasi yang menghadirkan narasumber Hardisoesilo (anggota MPR Fraksi Partai Golkar) merupakan kerja sama MPR dan HKTI Boyolali dan Kesbangpol Kabupaten Boyolali. Sosialisasi ini dihadiri sekitar 300 orang peserta.

Dalam pengantarnya, Mahyudin mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) berbeda dengan penataran P4 pada masa Orde Baru.

“Kalau dulu penataran Pancasila ada pola 45 jam, 100 jam. Sekarang sosialisasi Empat Pilar hanya beberapa jam dengan maksud untuk merefresh kembali dan tidak menguji,” ujar Mahyudin.

Menurutnya, sosialisasi Empat Pilar MPR ini sudah menjadi sebuah kebutuhan. “Pancasila memiliki arti strategis. Bung Karno hanya menggali dan merumuskan dalam lima sila. Kalau lima sila diperas menjadi gotong royong.

“Inilah yang mulai terkikis di negeri ini,” kata Mahyudin.

Pancasila, lanjut Mahyudin, tidak perlu dipelajari karena sudah ada dalam diri setiap orang Indonesia. “Tantangan kita semakin berat yaitu memudanya nasionalisme, radikalisme dan individualisme yang semakin menguat. Karena itu MPR concern menjelaskan Empat Pilar kepada masyarakat,” kata politikus Partai Golkar ini.

Dia juga menyinggung kasus Zaskia Gotik yang melecehkan lambang negara. Hal tersebut, menurut Mahyudin, menjadi tanda lampu merah bagi bangsa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News