Sambil Kerjakan Proyek Trans Papua, TNI Kokang Senjata

Sambil Kerjakan Proyek Trans Papua, TNI Kokang Senjata
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) saat meninjau Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XIV Sorong, Jalan Babua No. 1, Kota Sorong, Papua Barat. FOTO: Puspen TNI

jpnn.com - PAPUA – TNI menjadi garda terdepan dalam pengerjaan proyek pembangunan jalan Trans Papua. Betapa tidak, selain medannya yang masih hutan, panasnya konflik di bumi Cendrawasih itu membuat TNI harus turun tangan.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan proses pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, selain prajurit mengerjakan proyek, mereka juga harus bersiaga jika ada serangan dari kelompok sipil bersenjata.

“Kita bekerja sambil mengamankan diri. Itu sekaligus harus dilakukan prajurit di lapangan," kata Gatot di sela-sela kunjungan kerjanya di Papua, Sabtu (30/4).

Menurutnya, dalam struktur organisasi, kepala kegiatan pembangunan Trans Papua adalah Direktur Satuan Zeni Angkatan Darat Brigjen Irwan dan Penanggung Jawab Operasional langsung dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.

Total kekuatan yang dikerahkan jajaran Zeni Angkatan Darat sejumlah 394 orang personel dengan komposisi POP-1 meliputi Detasemen Zeni Tempur-12 (Denzipur-12), mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua.

POP-2 yaitu Bataliyon Zeni Tempur-18 (Yonzipur-18), mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro. Sedangkan POP–3 dari Bataliyon Zeni Konstruksi-14 (Yonzikon-14) mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mumugu. Kekuatan setiap POP berjumlah 107 personel. 

Sementara itu, alat berat yang dibutuhkan dalam pembuatan ruas jalan ini meliputi exavator, dozer, grader, dump truck, tandem roller, tyred roller, vibrodan tangki air dengan kebutuhan pembukaan jalan berjumlah 78 unit dan pengaspalan jalan berjumlah 60 unit alat berat.

“Satuan Zeni Angkatan Darat bertugas bukan hanya menebang pohon dan membuka hutan saja, tetapi juga membuat badan jalan. Dengan bekerja paralel. Nanti kontraktor umum di belakangnya langsung melakukan pengerasan jalan dan pengaspalan. Hingga akhir 2015 lalu masih tersisa 658 Km jalan yang saat ini masih terputus karena tertutup hutan," ujar Gatot.

PAPUA – TNI menjadi garda terdepan dalam pengerjaan proyek pembangunan jalan Trans Papua. Betapa tidak, selain medannya yang masih hutan, panasnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News