Keluarga Merasa Ada yang Ditutup-tutupi soal Hasil Autopsi Feby

Keluarga Merasa Ada yang Ditutup-tutupi soal Hasil Autopsi Feby
Ibu Feby, Nurcahaya Ningsih, dipapah keluarganya saat menghadiri pemakaman putri tercintanya. Foto: eggi/batampos.co.id/JPG

jpnn.com - BATAM - Keluarga Besar Feby Kurnia, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditemukan tewas di toilet kampus tersebut mengaku tidak puas dengan hasil autopsi tim forensik RSUP Dr Sardjito. 

Soalnya, tim forensik rumah sakit itu menyebutkan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Paman Feby, Anto Suprapto menilai, pihak rumah sakit tidak memberikan data yang detail.

“Tak mungkin dia meninggal karena dicekik saja. Foto yang saya temukan pertama kali ditemukan darah dari kepala korban,” ujar Anto usai pemakaman Feby di TPU Taman Langgeng Seipanas, Rabu (4/5).

Seharusnya, kata Anto, menjelaskan secara transparan kepada pihak keluarga, sehingga keluarga tahu persis.

Sebelumnya Ketua tim forensik Rumah Sakit Sardjito, dr. Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada, menepis luka di leher yang menyerupai jeratan leher. Menurutnya, itu bukan bekas jeratan tali tapi lipatan leher yang membengkak karena jenazah sudah membusuk sehingga menyerupai jeratan tali.

“Kondisi jenazah yang sudah membusuk dan bengkak terlipat, sehingga tampak seperti luka jeratan,” ujar dr. Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada, seperti dilansir RRI yang dikutip dari batampos (Jawa Pos Group). 

Bahkan, tim forensik juga menyebut tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Feby. Namun polisi yang mengevakuasi jenazah Feby di toilet lantai 5 gedung pasca sarjana UGM sedari awal berkeyakinan kalau Feby dibunuh.

Dugaan itu benar, Feby dibunuh petugas kebersihan kampus bernama R Eko Agus Nugroho, 26. Eko menghabisi nyawa Feby pada Kamis sore (28/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News